Wajib Tahu! Inilah Sosok Kakek Penyumbang Pesawat Pertama untuk Indonesia Pasca Kemerdekaan RI

Wajib Tahu! Inilah Sosok Kakek Penyumbang Pesawat Pertama untuk Indonesia Pasca Kemerdekaan RI

Nyak Sandang, salah satu penyumbang pesawat pertama untuk tanah air Republik Indonesia.--

BACA JUGA:Pendeta Gilbert: Bicara Nikah Beda Agama Jangan Soal Kebutuhan, Nanti Muncul Serangan Minta Nikah Sesama Jenis

Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun, terpaksa harus menunggu 70 tahun untuk mendapatkan kesempatan bertemu dengan Presiden RI.

Pada tahun 2018, Nyak Sandang akhirnya berkesempatan bertemu dengan Presiden RI Ir Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta.

Kepada Presiden Jokowi, Nyak Sandang pun mengajukan tiga permohonan yang selama ini dia harapkan.

Yang pertama Nyak Sandang meminta bantuan kepada Presiden Jokowi untuk mendapatkan layanan operasi katarak yang dideritanya saat ini.

BACA JUGA:3 Shio Ini Hidup Tenang, Cuan Mengalir Deras dan Masa Depan Terjamin

Kedua, Nyak Sandang juga memohon kepada Presiden Jokowi untuk mendirikan Masjid di kampung halamannya di desa Lambo Nangroe Aceh Darussalam.

Dan permintaan yang ketiga, Nyak Sandang meminta kepada Presiden Jokowi agar dirinya dapat menunaikan ibadah haji.

Atas permintaan itu, tahun 208 Presiden Jokowi pun langsung mengurus operasi katarak seperti permintaan pertama Nyak Sandang.

Selain itu, Presiden Jokowi juga langsung mendirikan bangunan Masjid di kampung halaman Nyak Sandang di desa Lambo Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

BACA JUGA:Cinta Beda Agama Ngeri-ngeri Sedap, Pendeta Gilbert: ‘Alkitab Tegas Gelap dan Terang Tidak Bisa Bersatu’

Masjid yang diminta oleh Nyak Sandang kepada Presiden tersebut, selesai dibangun dan telah digunakan untuk warga masyarakat sejak Juni tahun 2022 silam.

Dan pada tahun 2019, Nyak Sandang diberikan fasilitas berangkat Umrah dibiayai langsung oleh Presiden RI Ir Joko Widodo.

Umroh dilakukan bukan karena tidak sanggup membiayai ibadah haji sebagaimana permintaan yang ketiga Nyak Sandang kepada Presiden Jokowi.

Hal itu dilakukan, karena proses haji membutuhkan waktu yang lama serta mengingat kondisi kesehatan Nyak Sandang yang tidak memungkinkan. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: