Sepenting apa menulis jurnal ilmiah bagi para akademisi?
Sangat penting. Gini ya…dosen itu harus mewariskan ilmunya. Lewat apa? Ya salah satunya melalui jurnal ilmiah, buku, dan sebagainya.
Menulis itu bagi dosen bukan hanya kewajiban, tapi juga proses pembentukan karakter. Dalam proses mempublikasi sebuah tulisan ilmiah, akan melalui tahap-tahap di mana tulisannya akan di review oleh para reviewer.
Hasil riset itu akan dikritisi, dievaluasi, sebelum publikasi. Semakin sering seorang dosen menerima kritikan, makin terbiasalah ia dengan kritikan dan makin terasahlah kemampuannya untuk menghadapi kritikan, masukan, secara elegan.
Hal-hal seperti ini harus dilalui oleh para dosen. Karenanya menulis itu penting bagi pengembangan karakter akademik dosen tersebut. Selain itu, menulis itu juga memperpanjang umur.
Menulis memperpanjang umur, maksudnya bagaimana?
Ya bisa dilihat kan…banyak profesor-profesor zaman dulu yang sudah mendahului kita.
Tapi pemikiran, ide, dan hasil karyanya masih bisa kita baca dan kita pelajari hingga saat ini karena beliau-beliau itu dulu giat menulis.
Tetapi menulis itu kan sulit. Ada tips untuk itu?
Begini ya. Menulis itu kan skill… menulis itu kemampuan yang harus diasah terus. Coba tanya deh, seorang profesor pun, jika melihat lagi tulisannya pada awal-awal mengajar dulu, pasti akan tertawa.
Tapi begitulah prosesnya. Dengan menulis akan mempertajam pemikiran. Harus diasah dan terus diasah biar makin tajam. Because your brain is like a muscle. Use it and make it strong.
Anda sendiri masih menulis jurnal ilmiah?
Saya memiliki target pribadi. Saya menjaga supaya setiap tahun minimal menghasilkan satu tulisan yang publikasi di jurnal internasional.