Tergantung latar belakang terjadinya plagiasi itu sendiri. Jika dilakukan secara sadar dan sengaja, tentu sanksinya berbeda dengan jika dilakukan karena kekurangpahaman.
Kami sendiri di LLDIKTI 2 terus berupaya melakukan berbagai pendampingan dan pelatihan terhadap dosen-dosen kami terkait penulisan jurnal ilmiah ini.
BACA JUGA:Gelar Profesor Dicopot Menteri Nadiem, Dosen Universitas Sebelas Maret Melawan
Ada keluhan jika menulis jurnal ilmiah itu tergolong berat dan menjadi beban bagi dosen. Karena tidak semua dosen mungkin suka menulis. Bagaimana menurut Anda?
Hm…saya rasa aneh ya kalau ada dosen yang tidak suka menulis. Karena yang membedakan dosen dengan pendidik lainnya itu ada yang namanya tri dharma perguruan tinggi.
Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Jadi dosen itu bukan hanya harus mewariskan ilmunya kepada mahasiswa, tapi juga harus melakukan riset, dan pada akhirnya mempublikasikannya hasil riset, karya, dan pemikirannya melalui berbagai jurnal ilmiah sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Kalau dosen hanya mengajar saja, tapi tidak pernah riset dan publikasi, ya namanya itu bukan tri dharma, tapi mono dharma hahaha...
Bagaimana dengan produktivitas riset para dosen di LLDIKTI2 sendiri?
Ada sekitar 8.600 dosen di LLDIKTI 2. Jika kita asumsikan dalam satu tahun setiap dosen menghasilkan satu saja publikasi jurnal ilmiah.
Artinya kan harusnya ada 8.600 jurnal ilmiah yang bisa publikasi.Tapi kenyataannya saat ini angkanya masih jauh di bawah itu. Harus kita akui memang masih rendah.
Apa upaya LLDIKTI 2 untuk meningkatkan minat para dosen untuk menulis jurnal ilmiah?
Jadi begini. Kami sudah melakukan banyak program pelatihan penulisan jurnal ilmiah untuk para dosen secara berjenjang. Pelatihan untuk para dosen pemula sampai dosen yang tingkat ahli.
Kami juga menyediakan pendampingan penulisan proposal penelitian bagi para dosen. Jadi kita kejar bukan cuma kuantitas tapi juga kualitas.