Jembatan Jalur Nasional Lahat-Muara Enim Ambruk: Anak Padi Mendesak Pemerintah Bertanggung Jawab Penuh

Jembatan penghubung di jalan nasional antara Kabupaten Lahat dan Muara Enim, tepatnya di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, roboh pada Minggu 29 Juni 2025.-foto:doksumeksco-
LAHAT, SUMEKS.CO - Jembatan penghubung di jalan nasional antara Kabupaten LAHAT dan Muara Enim, tepatnya di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten LAHAT, Sumatera Selatan, roboh pada Minggu 29 Juni 2025.
Akibatnya sebanyak empat unit truk berisi batu bara terjebak dalam jembatan tersebut.
Yayasan Anak Padi yang selama ini konsen pada isu energi bersih, meminta pemerintah bertanggung jawab dan melaksanakan solusi nyata dengan bertindak tegas kepada perusahaan tambang batu bara di daerah tersebut.
"Pemangku kepentingan daerah harus segera bertindak dan bertanggung jawab atas kerusakan fasilitas publik, yang disinyalir karena angkutan batu bara kelebihan kapasitas," kata Reza Yuliana, Manager Program Yayasan Anak Padi, Selasa 1 Juli 2025.
BACA JUGA:Putus Total, Jembatan Muara Lawai Ambruk, Jembatan Darurat Masih Perbaikan
BACA JUGA:Jembatan Muara Lawai Lahat-Muara Enim Ambruk 4 Truk Batubara Nyungsep, 1 Sopir Terjepit
Ia menegaskan negara harus bertanggung jawab dengan semua ini. Pemangku kepentingan daerah selama ini lalai, bahkan setelah jatuh korban, belum juga bertindak tegas.
Reza mendesak pemerintah daerah dan pihak perusahaan untuk segera mengambil langkah-langkah konkret, pengawasan ketat terhadap dampak sosial dan lingkungan dan larangan tegas angkutan batu bara melintas di jalan publik.
"Jika hal ini tidak segera diselesaikan, berapa banyak lagi korban yang harus jatuh? Jika tidak ada tindakan tegas, maka aktivitas pertambangan batu bara ini harus dihentikan," tegasnya.
Sebelumnya kesaksian seorang warga yang berada di lokasi, terdapat empat mobil angkutan batu bara yang terjebak di atas jembatan saat kejadian.
Masing-masing mobil diperkirakan membawa muatan seberat 30 ton, sehingga total beban mencapai 120 ton jauh melampaui kapasitas jembatan.
Sementara jembatan yang merupakan fasilitas publik tersebut merupakan akses utama yang digunakan oleh puluhan perusahaan tambang batu bara dari wilayah Merapi Barat dan Merapi Timur, dengan estimasi lebih dari 50 perusahaan tambang menggunakan jalur ini setiap harinya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: