Teh Novi, Sosok di Balik Harapan Baru Rifin Dengdeng, Aktivis Perempuan yang Mendedikasikan Hidup Bantu ODGJ

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Di balik viralnya kisah Rifin Dengdeng, seorang pria dengan gangguan jiwa (ODGJ) asal Palembang yang dikenal karena penampilan nyentrik berdandan seperti perempuan, terdapat sosok perempuan berhati mulia yang kini menjadi perbincangan hangat di jagat maya.

Dia adalah Pratiwi Novianthi, atau akrab disapa Teh Novi, aktivis sosial yang telah lama mendedikasikan dirinya untuk membantu mereka yang terpinggirkan, khususnya para ODGJ di berbagai daerah.

Saat video dan foto-foto Rifin menyebar luas di media sosial, banyak warganet awalnya hanya tertarik menonton karena keunikannya.

Namun, tidak demikian dengan Teh Novi. Bagi perempuan asal Bandung ini, di balik sosok Rifin yang tampak "berbeda" itu, ada jiwa yang sedang terluka dan sangat membutuhkan pertolongan.

BACA JUGA:Bukan Hanya Rifin Dengdeng, Berikut Deretan Rekam Jejak Teh Novi Aktivis Sosial Bak Cahaya Bagi ODGJ

BACA JUGA:Rifin Dengdeng Merengek Takut Muntah, Teh Novi Bawa ODGJ Ikonik Palembang ke Jakarta

Tanpa menunggu lama, Teh Novi langsung terbang ke Palembang turun tangan datang mencari keberadaan Rifin di jalanan, dan membawanya ke Jakarta untuk menjalani pengobatan medis dan pemulihan kejiwaan.

- Lebih dari Sekadar Menolong

Teh Novi bukanlah aktivis dadakan. Sejak beberapa tahun terakhir, ia dikenal sebagai perempuan yang konsisten membantu ODGJ, tunawisma, dan orang-orang yang dilupakan masyarakat.

Bukan Hanya Rifin Dengdeng, Berikut Deretan Rekam Jejak Teh Novi Aktivis Sosial Bak Cahaya Bagi ODGJ--

Berbekal empati dan semangat kemanusiaan, ia menyusuri jalanan dari satu kota ke kota lain, mencari mereka yang tidak mampu bersuara, tidak punya keluarga, dan kerap kali dianggap sebagai beban.

Dengan pendekatan yang lembut dan penuh kasih sayang, mantan Pramugari ini kerap berhasil membuat ODGJ yang semula liar atau menutup diri, mau diajak berinteraksi.

Tidak hanya itu, ia juga membantu proses pemulihan mulai dari pengobatan kejiwaan, pengurusan identitas, hingga reunifikasi dengan keluarga apabila memungkinkan.

- Rifin Dengdeng: Potret Luka Sosial

Sumber: