Nepotisme Seperti ‘Kacang Goreng’ Jangan Pernah Menormalisasi, Beda Dengan Swiss Pelakunya Bisa Dipenjara

Nepotisme Seperti ‘Kacang Goreng’ Jangan Pernah Menormalisasi, Beda Dengan Swiss Pelakunya Bisa Dipenjara

Nepotisme seperti ‘kacang goreng’ jangan pernah menormalisasi, beda dengan Swiss pelakunya bisa dipenjara. foto: @lifewitheveee.--

SUMEKS.CO - Nepotisme sudah seperti ‘kacang goreng’ jangan pernah menormalisasi, beda dengan negara Swiss, pelakunya bisa dipenjara.

“Di Indonesia kata nepotisme itu sudah seperti kacang goreng guys, kalau mau naik jabatan kadang lebih penting kenal siapa daripada bisa apa?,” kata konten kreator Evelyn Trivene di akun TikToknya @lifewitheveee.

Dan gilanya, lanjut Evelyn, hal itu sudah dinormalisasikan banget dari segi politik dan pekerjaan, yang dimana hal ini sulit diimplementasikan di negara maju.

BACA JUGA:Wujudkan Pemerintahan Bebas KKN, Sekda Banyuasin Buka Ujian Kompetensi Pengadaan Barang dan Jasa

BACA JUGA:Mahasiswi ‘Cantik’ Dijemput Keluarganya Ditengah Sorakan Warga, Netizen: Pada Kenapa sih Anak KKN Sekarang?

“Karena aku stay di Swiss kita bahas yuk, hukuman apa sih yang bisa diberikan kalau ketahuan nepotisme?,” ajak Evelyn. 

Di Swiss nepotisme itu ibarat makanan yang tidak laku,  karena disini sistemnya sudah transparan, hukumnya juga sangat jelas.

“Bahkan rakyat itu bisa ikut andll dalam keputusan yang dibuat sama pemerintah, jadi nggak ada tuh memutuskan sesuatu berdasarkan kepentingan pribadi,” bebernya.

Dan kalau ada yang melanggar peraturan itu maka hukumannya itu sangat bertubi-tubi.

BACA JUGA:Wujudkan Pemerintahan Bebas KKN, Sekda Banyuasin Buka Ujian Kompetensi Pengadaan Barang dan Jasa 

BACA JUGA:Mahasiswi ‘Cantik’ Dijemput Keluarganya Ditengah Sorakan Warga, Netizen: Pada Kenapa sih Anak KKN Sekarang? 

“Orang yang terlibat harus dipecat dan bukan cuma itu, dia juga harus membayar denda yang besar banget ke negara dan harus menjalani proses hukum penjara,” jelas Evelyn.

“Karena actually nepotisme itu juga korupsi guys. Please menormalisasikan seseorang dapat jabatan tinggi ya karena orangnya tuh deserve dan punya kemampuan juga, bukan karena dia tuh anak siapa?,” saran Evelyn.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: