Hasil Rampasan Perang Jepang Rp2,5 Miliar, Kini Harta Karun di Provinsi Sumbar Diakui Sebagai Warisan Dunia
Hasil Rampasan Perang Jepang Rp2,5 Miliar, Kini Harta Karun di Provinsi Sumbar Ini Diakui Sebagai Warisan Dunia--
Letaknya sekitar 70 kilometer (43 mi) dari timur laut Kota Padang, ibu kota provinsi. Tambang ini dikenal sebagai situs tambang batu bara tertua di Asia Tenggara dan satu-satunya tambang batu bara bawah tanah di Indonesia. Tambang ini dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk, dikutip dari Wikipedia.
Insinyur tambang Jacobus Leonardus Cluysenaer dan Daniel David Veth adalah sosok insinyur asal Belanda yang turut serta dalam proyek pertambangan di Ombilin sejak 1874, Kedua insinyur tersebut melanjutkan apa yang dilakukan oleh W H de Greeve pada 1872.
VOC yang menguasai Pulau Cingkuak menjadikan pulau tersebut sebagai jangkar dalam menduduki Kota Padang. Produksinya juga baru dilakukan setahun kemudian setelah infrastruktur pendukung rel kereta api yang menjadi jalur pengangkutan dan pelabuhan selesai dibangun.
Satu dekade kemudian ekspedisi tersebut pun diteruskan oleh R DM Verbeck seorang ahli kebumian yang juga menemukan simpanan batu bara di sepanjang alur sungai yang jumlahnya sekitar puluhan juta ton.
Dengan waktu yang sebentar setelah produksi batu bara tambang di Sawahlunto pun menjadi gabungan antara teknologi Eropa dan juga kekayaan alam yang ada di Indonesia. Bahkan Sawahlunto menjadi kawasan yang diakui sampai saat ini sebagai situs tambang tertua di Asia Tenggara.
Pertambangan di Sawahlunto juga mempunyai metode pertambangan yang langka karena cara menambangnya dari bawah tanah dan melewati lorong-lorong. Hal tersebut juga sampai saat ini Ombilin menjadi tambang batu bara di Indonesia yang memakai metode tambang bawah tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: