Tragedi Pasar Cinde ‘Luluh Lantak’ Tak Dianggap Cagar Budaya, Padahal Sejarah Mencatat Dibangun Tahun 1937

Tragedi Pasar Cinde ‘Luluh Lantak’ Tak Dianggap Cagar Budaya, Padahal Sejarah Mencatat Dibangun Tahun 1937

Tragedi pasar cinde ‘luluh lantak’ tak dianggap cagar budaya, padahal sejarah mencatat dibangun tahun 1937. foto: dok/sumeks.co. --

SUMEKS.CO, PALEMBANG – Kondisi Pasar Cinde saat ini memang sudah lulu lantak. 

Tapi tahukah kamu jika bangunan cagar budaya itu dulunya pasar buah yang dibangun untuk menopang keberadaan Pasar 16 Ilir.

Sejarawan Palembang sekaligus Dosen FKIP Sejarah Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr. Dedi Irwanto mengatakan, Pasar Cinde merupakan cagar budaya. 

Dr. Dedi Irwanto foto: ist

Selama ini ada anggapan pasar tersebut bukan cagar budaya karena baru dibangun di 1957-an. “Anggapan itu salah, tegasnya.

BACA JUGA:Penyidikan Korupsi Pasar Cinde Berlanjut, Mantan Pejabat Pemkot Digarap Penyidik Kejati Sumsel

Sebab, Pasar Cinde ini dibangun jauh sebelumnya, yaitu di tahun 1937 pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Saat itu keberadaannya dijadikan pasar buah yang menopang Pasar 16 Ilir.

“Pasar itu (Cinde) malah bukan mencontoh dari pasar Johar, tapi justru pasar Johar lah yang mencontoh Pasar Cinde, karena Pasar Cinde dibangun 1937, dan baru satu tahun kemudian dibangun pasar Johar,” terangnya.

Sebagai sejarawan, dirinya tentu sangat menyayangkan kondisi Pasar Cinde saat ini. Apalagi pembangunan untuk dimodernisasi juga mangkrak. 

BACA JUGA:Dalami Penyidikan Korupsi Pasar Cinde, Saksi Basyaruddin Akhmad Cs Bakal Diperiksa Ulang Oleh Kejati Sumsel

“Pemerintah kita abai tentang pelestarian benda/kawasan cagar budaya sehingga kebijakan untuk memodernisasi Pasar Cinde ketika dilakukan pembongkaran agak kurang tepat,” ujarnya.

Mestinya, kalaupun ada pembaruan maka cukup penambahan di areal – areal tertentu dengan bangunan yang modern. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bacakoran.co