Hwasongpo-18 Rudal Korut dengan Teknologi Terbaru, Rudal Balistik yang Diluncurkan di Pyongyang
Korea Utara menembakkan rudal-rudal balistiknya ke arah kepulauan Hokkaido, Jepang. Otoritas Jepang sempat mengeluarkan peringatan berlindung bagi warga setempat.-foto:sumeks.co-
BACA JUGA:Ratusan Petugas Kebersihan di OKI Terima Zakat
"Ini adalah terobosan besar bagi Korea Utara, tetapi tidak terduga," kata Ankit Panda, seorang ahli di Carnegie Endowment for International Peace.
Panda menambahkan bahwa rudal berbahan bakar padat jauh lebih cepat digunakan selama krisis atau konflik.
Ini membuat AS dan Korea Selatan memiliki kemampuan untuk mendeteksi keberadaan rudal dan bahan bakar cairnya dan menghancurkannya terlebih dahulu.
Pakar senjata pemerintah AS Vann van Diepen mengatakan penggunaan bahan bakar padat akan menjadi keuntungan besar bagi militer Korea Utara.
BACA JUGA:Mahal, Kue Bunda Rayya Palembang Laris Manis Jelang Lebaran Idulfitri 1444 H
Selain fakta bahwa bahan bakar padat mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, bahan bakar ini juga sangat cepat dipasang.
Namun, bahan bakar cair bertahan lebih lama.
“Bahan bakar padat lebih mudah dan lebih aman bagi pasukan untuk beroperasi di lapangan, dan memiliki basis logistik yang jauh lebih kecil, yang membuatnya sulit untuk mendeteksi unit rudal berbahan bakar padat yang dikerahkan di lapangan,” kata Van Diepen, yang saat ini sedang mengerjakan 38 Proyek Utara.
Sejak 2017, Korea Utara telah menguji beberapa rudal balistik antarbenua, menunjukkan kemampuannya mengembangkan teknologi rudal jarak jauh, termasuk mencapai wilayah AS.
BACA JUGA:Lapas Sekayu Lakukan Touring Pemasyarakatan Peduli dan Bakti Sosial
Namun sebelum uji coba kemarin, seluruh roket yang diluncurkan masih menggunakan bahan bakar cair.
Sekarang bahan bakar padat digunakan, tidak jelas seberapa dekat Korea Utara dapat menggunakannya dalam misil balistiknya ke wilayah AS.
Sejauh ini, Pyongyang telah menembakkan sekitar 30 rudal dalam 12 uji coba.
Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya yakin Korea Utara belum mencapai titik di mana mereka dapat melindungi hulu ledak mereka setelah memasuki kembali atmosfer negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: