Kelas Video Podcast Literasi Digital: Memanfaatkan Alat-alat Sederhana untuk Mendapatkan Konten yang Maksimal

Kelas Video Podcast Literasi Digital: Memanfaatkan Alat-alat Sederhana untuk Mendapatkan Konten yang Maksimal

--

BACA JUGA:6 Keris Benda Pusaka Besemah Pagaralam

“Kalau teman-teman lihat, video podcast muncul karena pasar hari ini menunjukkan kalau khalayak lebih suka visual oriented. Nah, hal ini sebenarnya bisa jadi potensi yang bisa teman-teman manfaatkan karena video podcast merupakan paket lengkap, dimana pasar bagi orang yang ingin mendengar audio saja dan pasar bagi orang-orang yang menyukai visual oriented,” ujar Calvin.

Calvin menekankan bahwa saat ini rasio video podcast sudah sangat fleksibel, dimana kualitas tidak akan terpotong walaupun ukuran file konten sangat besar.

Format kanalnya pun sudah hampir sama seperti Instagram Stories.

“Bagi teman-teman yang sudah datang ke sini, sekarang sudah ada fitur podcast ini di Spotify atau aplikasi lainnya jadi boleh dimanfaatkan, mulai saja dulu apapun gear yang dimiliki, yang penting audionya terdengar dengan jelas,” tegasnya.

BACA JUGA:250 Muazin Ikuti Lomba Azan Gubernur Sumsel Cup

Di akhir sesi gelar wicara ini, Rizky menambahkan kembali bahwa para peserta tidak perlu bergantung pada seberapa mahal alat yang dimiliki, yang terpenting adalah kreativitas yang dimiliki.

“Teman-teman dapat berkreasi semaksimal mungkin, seperti menambahkan audiogram yang ditempel dengan gambar statik, pakai stok video yang bisa kita ambil di YouTube tapi yang no copyright, atau bahkan kita bisa ambil dari stok video kita sendiri. Kita juga bisa memakai bantuan editing melalui Adobe podcast AI agar suara menjadi lebih jernih. Jangan sampai telat memulai, karena sekarang Gen Z sudah selektif sekali dalam memilih konten. Video podcast ini menjadi kesempatan juga untuk mengajak minat Gen Z,” jelasnya.

Sesi Praktek Produksi Konten Video Podcast dengan alat sederhana Sesi selanjutnya merupakan praktik yang dipandu oleh Podcaster dan Konten kreator bidang teknologi, Wishnu Kumoro.

Dalam sesi ini, Wishnu menyampaikan bahwa podcast terdiri dari tiga jenis, yakni In-Studio Recording (podcast dengan peralatan lengkap yang dilakukan di dalam studio), Remote Interview (podcast dengan komunikasi dua arah yang dilakukan secara daring, contohnya perbincangan via Zoom), dan yang terakhir adalah Audio-Footage (podcast yang hanya berisi audio saja, namun bisa diberi grafis atau subtitle).

BACA JUGA:Sosok Mahluk Kasat Mata Ditempat Pembuangan Sampah

“Nah, ketiga kategori ini bisa dipilih oleh teman-teman semua. Podcast yang paling ideal untuk diproduksi itu tergantung tipe mana yang teman-teman ingin lakukan atau sesuai kemampuan teman-teman saja. Dalam In-studio Recording, harus ada set peralatan lengkap mulai dari kamera, mikrofon, dan lain sebagainya, inilah jenis podcast yang paling susah karena space-nya harus cukup serta lighting-nya harus mumpuni. Berikutnya ada Remote Interview yang sangat bergantung pada koneksi internet kencang dan stabil. Lalu, yang terakhir adalah Audio-Footage, yang mana merupakan podcast paling sederhana dan hanya memerlukan gawai untuk membuatnya,” jelas Wishnu.

Setelah memberikan pengenalan dasar mengenai podcast, para peserta diajak untuk mempraktikan produksi dasar pembuatan konten podcast dengan memanfaatkan gawai yang dimiliki.

Praktik yang dilakukan meliputi cara perekaman yang baik, cara penempatan gawai yang tepat untuk memperoleh audio terbaik, dan yang terakhir adalah pengenalan mengenai aplikasi Spotify for Podcaster yang akan digunakan sebagai kanal upload untuk konten yang sudah diproduksi.

Kegiatan Kelas Video Podcast Literasi Digital merupakan salah satu upaya literasi digital untuk segmen masyarakat umum dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: