Toleransi Beragama di Era Digital, Tantangan dan Harapan Lintas Iman di Sumsel

Redaktur Senior Sumeks.co Rapi Darmawan bersama empat narasumber utama, yaitu Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Sumsel sekaligus Ketua FKPT Sumsel Drs. H. Muhammad Yamin, perwakilan Katolik Pak Alfonsus Supardi, perwakilan Kristen Dr. Robe--
Palembang, SUMEKS.CO- Sejumlah tokoh lintas agama di Sumatera Selatan (Sumsel) berkumpul dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh portal online Sumeks.co membahas pentingnya menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama di era digital.
Diskusi disiarkan di platform youtube, facebook, Instagram dan tiktok Sumeks.co ini kerjasma dengan Polda Sumsel dan FKUB Sumatera Selatan, digelar di knrot Sumeks.co (Sumatera Ekpres Grup/ SEG), 29 Juli 2025
Diskusi dengan tema menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama di era digital, dipandu oleh Redaktur Senior Sumeks.co Rapi Darmawan.
Empat narasumber utama hadir, yaitu Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Sumsel sekaligus Ketua FKPT Sumsel Drs. H. Muhammad Yamin, perwakilan Katolik Pak Alfonsus Supardi, perwakilan Kristen Dr. Robert Simorangkir, serta KH. Agok Syarifuddin dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumsel.
Dalam pemaparannya, Muhammad Yamin menjelaskan bahwa toleransi adalah sikap membiarkan dan menerima perbedaan dengan sabar.
Para narasumber Diskusi Lintas Agama di kantor Sumeks.co Jalan Kol H Burlian 773 Palembang--
BACA JUGA:Rumah Ibadah di Kawasan JSC Dijebol Maling, Tempat Dupa Bernilai Rp50 Juta Raib
BACA JUGA:Gubernur Sumsel Ingatkan Masyarakat Supaya Utamakan Toleransi Beragama
Ia menekankan bahwa kebebasan beragama telah dijamin oleh konstitusi Indonesia, dan negara memiliki tanggung jawab menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk.
"Sumatera Selatan (Sumesl) dikenal sebagai provinsi zero konflik. Ini harus kita jaga bersama, termasuk dalam ruang digital," ujar Yamin.
Senada dengan itu, Alfonsus Supardi menyampaikan bahwa Gereja Katolik mengajarkan pentingnya saling menghormati antarumat beragama. Ia juga menyoroti pentingnya bijak dalam bermedia sosial.
“Hindari ujaran kebencian dan sebarkan pesan-pesan kebaikan. Jaga jari-jari kita agar tidak menyakiti perasaan umat lain,” katanya.
Sementara itu, Robert Simorangkir menekankan pentingnya tidak menyebarkan hoaks atau informasi yang memprovokasi melalui media sosial.
Ia mengajak generasi muda untuk menjadi pelopor perdamaian dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang negatif.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: