Rangkaian Hari Nyepi di Muratara, Gelar Tawur Agung Kesanga dan Puncaknya Pawai Ogoh-ogoh Diarak Keliling Desa

Rangkaian Hari Nyepi di Muratara, Gelar Tawur Agung Kesanga dan Puncaknya Pawai Ogoh-ogoh Diarak Keliling Desa

Rangkaian nyepi, umat hindu gelar Tawur Agung ke Sanga Umat Hindu di Desa Sri Jaya Makmur, Kecamatan Nibung, Muratara. foto: zulkarnain/sumeks.co --

MURATARA, SUMEKS.CO – Masyarakat pemeluk agama hindu di blok 4 blok Bali, SP9 Desa Sri Jaya Makmur, Kecamatan Nibung, Kabupaten MURATARA, Provinsi Sumsel laksanakan acara Tawur Agung Kesanga.

Selasa, 21 Maret 2023 sekitar pukul 10.00 WIB, rangkaian hari Nyepi dimulai dari Melasti, kemudian Tawur Agung Kesanga, dilanjutkan pengerupukan, hingga akhirnya Nyepi.

Kutut Rindawan, salah seorang warga Kecamatan Nibung yang sempat di hubungi, mengungkapkan.

Pelaksanaan Melasti di kecamaan Nibung, Kabupaten Muratara sudah dilaksanakan warga 2 hari lalu.

BACA JUGA:Peringati Nyepi, Berikut Jadwal Penutupan Ngurah Rai Airport dan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk

BACA JUGA:Ini Tema Hari Raya Nyepi 2023 di Sumsel

“Untuk hari ini kami melaksanakan Tawur Agung Kesanga, melasti sudah kami laksanakan dua hari lalu. Dilanjutkan dengan bersih-bersih pure agung oleh masyarakat,” katanya.

Diketahui kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian upacara sehari sebelum hari raya Nyepi ini, dilaksanakan pada Tilem Sasih Kesanga. 

Pelaksanaan kegiatan biasanya pada tengah hari dengan tujuan membersihkan Bhuana Agung dan Bhuana Alit sesuai konsep Tri Hita Karana untuk mengusir keburukan dari lingkungan sekitar.

BACA JUGA:Peringati Nyepi, Berikut Jadwal Penutupan Ngurah Rai Airport dan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk 

BACA JUGA:Ini Tema Hari Raya Nyepi 2023 di Sumsel

Tujuannya untuk kembalikan sari-sari alam yang diambil manusia yang tinggal di bumi, selama memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Pengembalian itu, katanya, akan dilakukan dengan cara upacara yang ditujukan kepada para Butha, dengan tujuan agar para Butha tidak mengganggu manusia.

“Selanjutnya, kita akan mengadakan acara pawai ogoh-ogoh, yang diarak keliling desa untuk kemudian dibakar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: