Siswa dan Guru Garis Depan Butuh Perhatian Serius Pemda, Mereka Bertaruh Nyawa di Pelosok Rawas Ulu Muratara
Siswa dari rompok di wilayah Kecamatan Rawas Ulu, Muratara berangkat sekolah naik rakit bersama guru mereka. foto: zulqarnain/sumeks--
Diakuinya, warga yang bertahan di rompok merupakan rakyat jelata yang menggantungkan hidup dari menyadap karet.
Mereka lalu membentuk komunitas, dengan jumlah puluhan hingga ratusan KK.
BACA JUGA:Oknum Kades di OKI Korupsi Dana BLT Covid-19 Ratusan Juta, Ngaku untuk Biaya Sekolah Anak
“Semoga saja pemerintah bisa lebih perhatian,” harapnya.
Seorang guru garis depan (GGD), Koko, sudah bertahun-tahun mengabdi di wilayah pelosok Muratara.
Diungkapnya, masih banyak sekolah pedalaman yang minim perhatian pemerintah.
Mayoritas berada di ulu aliran sungai.
BACA JUGA:Oknum Kades di OKI Korupsi Dana BLT Covid-19 Ratusan Juta, Ngaku untuk Biaya Sekolah Anak
Dia mengaku, bersama GGD lain dan komunitasnya sudah beberapa kali memberikan kontribusi ke beberapa sekolah lokal jauh di Muratara.
Seperti SD Napal Maling, SD lokal jauh Minak, sekolah lokal jauh Rompok Danau, sekolah lokal jauh Sungai Cinau, Senawar dan lainnya.
“Kita sempat membangun beberapa jembatan gantung, membuat fasilitas MCK dan dan lainnya,” beber dia.
Seperti di lokal jauh Muara Kulam, dia dan komunitasnya membuat jembatan penyeberangan.
BACA JUGA:Oknum Kades di OKI Korupsi Dana BLT Covid-19 Ratusan Juta, Ngaku untuk Biaya Sekolah Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: