Update Kasus Dugaan Malapraktik di RSUP Moh Hoesin Palembang, Novel Suwa: Pasien Butuh Donor Darah

Update Kasus Dugaan Malapraktik di RSUP Moh Hoesin Palembang, Novel Suwa: Pasien Butuh Donor Darah

Kondisi pasien CY, setelah menjalani operasi kedua di RSUP Mohammad Hoesin Palembang beberapa hari lalu. Foto: dokumen/sumeks.co --

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Pasca menjalani operasi kedua di RSUP Moh Hoesin Palembang, pasien usus bantu berinisial CY (14), yang diduga mengalami malapraktik kini membutuhkan donor darah.

Hal tersebut dikatakan langsung kuasa hukum dari ibu CY, Muh Novel Suwa SH MM MSi dari LBH Bima Sakti. Menurut dia, kondisi terkini dari anak kliennya masih terbaring lemah.

"Kondisinya sekarang kekurangan darah setelah operasi yang kedua. Anak klien kami membutuhkan dua kantong darah golongan AB," kata Novel saat dikonfirmasi Rabu 15 Februari 2023.

Novel Suwa mengatakan, anak kliennya tersebut membutuhkan darah lantaran operasi yang sudah dilakukan dua kali yang banyak mengeluarkan darah.

BACA JUGA:Buntut Kasus Dugaan Malapraktik Usus Buntu, Manajemen RSUP Mohammad Hoesin Angkat Bicara

Kini luka pada bagian perut sebelah kanan CY sudah dibaluti perban, meski masih sesekali mengeluarkan bau yang tidak sedap.

"Bahkan bagian di dekat alat vital dari CY hingga kini masih mengalami pembekakan," terangnya.

Sementara, pelayanan rumah sakit terhadap CY masih baik-baik saja dan kini dokter yang menanganinya secara langsung terus menjenguk kondisi CY.

"Sejat mencuat ke media, CY yang masih dirawat sehari sekali pasti dijenguk oleh dokter," kata Novel.

BACA JUGA:Pasca Operasi Usus Buntu, Perut dan Organ Sensitif Pelajar SMP di Palembang Membusuk

Terkait somasi yang dilayangkan ke RSUP Moh HoesinPalembang beberapa waktu lalu, dapat memberikan pelayanan terbaik hingga akhirnya CY dinyatakan benar-benar pulih.

"Harapan kita, penanganan terhadap anak klien kami pasca operasi dapat segera dipulihkan," tandasnya.

Sementara, Koordinator Humas dan Protokoler RSUP Moh Hoesin Palembang Akhmad Suhaimi MSi mengatakan terkait kebutuhan darah CY sudah terpenuhi.

"Kemarin memang sempat membutuhkan dua kantong darah, tetapi sudah dapat. Terkait luka pada bagian operasi dan di dekat alat vital saat ini dalam tahap penyembuhan," ujar Suhaimi saat dikonfirmasi Rabu siang.

BACA JUGA:Pasca Operasi Usus Buntu, Perut dan Organ Sensitif Pelajar SMP di Palembang Membusuk

Seperti diberitakan sebelumnya, RSUP Mohammad Hoesin Palembang angkat bicara buntut kasus dugaan malapraktik terhadap salah seorang pelajar berinisial CY (14), pasien usus buntu usai menjalani operasi. 

Plt Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang (PMKP) RSUP Mohammad Hosein Palembang, dr Marta Hendry SpU Subsp Ped MARS menjelaskan pihaknya akan menjawab somasi yang disampaikan ibu CY melalui kuasa hukumnya dari LBH Bima Sakti Palembang. 

"Segera akan kami jawab namun diupayakan akan diselesaikan secara kekeluargaan. Untuk penanganan pasien tetap sesuai prosedur medis sampai outcome-nya, hingga pasien dapat segera sembuh dan beraktifitas lagi," terang dr Marta kepada awak media Jumat 10 Februari 2023. 

Kondisi pasien CY saat ini berangsur-angsur membaik dan telah diperbolehkan untuk duduk termasuk sudah bisa buang angin. 

BACA JUGA:Buntut Kasus Dugaan Malapraktik Usus Buntu, Manajemen RSUP Mohammad Hoesin Angkat Bicara

“Artinya jika sudah buang angin (kentut) pasca operasi peristaltiknya sudah bagus yang akan sembuh dalam kurun waktu satu hingga dua minggu ke depan,” ujar Marta. 

Dari hasil hasil laporan medik, kata Marta, pasien datang dengan keluhan mengalami Accute Appendicitis (usus buntu). 

Kemudian dicek, ternyata terjadi peradangan karena adanya kebocoran. Kondisi ini terjadi karena jika meradang akan ditutupi oleh selaput perut (ometum). 

"Saat datang, pasien dengan kondisi kemungkinan terjadinya peradangan perut. Namun, operasi belum bisa dilaksanakan karena pasien terkonfirmasi positif Covid-19," terang Marta. 

BACA JUGA:Kemenkes Segera Distribusikan Obat Gagal Ginjal Akut ke RSMH Palembang

Namun, Marta tak menampik jika operasi pertama yang baru dilaksanakan pada 1 Februari 2023 ini bersifat emergency (darurat).

“Pada saat operasi baru dimulai tim medis menemukan adanya kebocoran kecil hingga bernanah,” ujarnya.

Berdasarkan literatur OS dengan porvorasi dokter yang menangani langsung mengambil sampel nanah agar dapat diketahui jenis nanahnya. 

"Kemudian, selama perawatan antibiotik telah diberikan sesuai dengan jenis kumannya, pasien pun lalu dipulangkan. Lalu, pada tanggal 6 Februari 2023 pasien datang untuk konsul dan didapati luka basah dengan resiko adanya kebocoran infeksi luka akibat operasim,” ungkap Marta.

BACA JUGA:Gencarkan Sosialisasi Pendaftaran Online, RSMH Palembang Klaim tak Ada Pungli 

Pada tanggal 7 Februari 2023 kembali dilakukan operasi di tempat semula.

“Jadi jika ada berita yang menyebut operasi kedua dilakukan karena usus bocor itu sama sekali tidak mendasar dan tidak benar sama sekali," tutup Marta. 

Sementara, kuasa hukum ibu CY, Muh Novel Suwa SH MM MSi pasca pemberitaan terkait kliennya tersebar, saat ini kliennya telah mendapatkan kunjungan dari pihak manajemen RSUP Mohammad Hosein Palembang. 

"Kami mendapatkan kabar jika baru saja mendapatkan kunjungan dari pihak manajemen rumah sakit. Sebelumnya, belum ada sama sekali. Terkait statement manajemen rumah sakit, kami berterima kasih dan menyambut baik. Namun kami tetap akan menempuh upaya hukum," tegas Novel.

BACA JUGA:Minim Sosialiasi? Daftar Online di RSMH Palembang Bikin Bingung Pasien

Sebelumnya, pasien berinisial CY (14) melalui kuasa hukumnya dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bima Sakti Palembang melayangkan surat somasi terhadap RSUP Mohammad Hoesin Palembang.

Direktur LBH Bima Sakti Palembang Muh Novel Suwa SH MM MSi mengungkapkan, hingga kini anak kliennya belum juga menunjukkan kondisi membaik usai menjalani operasi kedua pada tanggal 7 Februari 2023 setelah menjalani operasi.

Novel Suwa menduga anak dari kliennya itu merupakan korban kelalaian dan malapraktik yang dilakukan oleh oknum dokter di RSUP Moh Hoesin Palembang. 

Surat somasi yang dilayangkan LBH Bima Sakti bernomor 05/LBH.BS/II/2023, yang ditujukan kepada Direktur RSUP Moh Hoesin Palembang. 

BACA JUGA:900 Nakes RSMH Swab, Terkonfirmasi 50 Positif Covid-19

"Kami sudah melayangkan surat somasi terhadap Direktur RSUP Moh Hoesin Palembang. Kami mengimbau untuk menindaklanjuti secara cepat keluhan dari anak klien kami," ujar Novel Suwa Kamis 9 Februari 2023.

Novel merasa sangat khawatir terhadap kondisi dari anak kliennya yang hingga kini belum juga menunjukkan tanda-tanda membaik. 

Bahkan, hingga saat ini anak kliennya tak bisa mengikuti pelajaran seperti biasa di sekolahnya. 

“Kami tak segan akan menempuh jalur hukum, apabila pihak RSUP Moh Hoesin Palembang, tak juga merespon dan bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan CY,” tegas Novel.

BACA JUGA:Bayi Kembar Siam, Satu Badan Dua Kepala Lahir di RSMH Palembang

Dia menambahkan, pihaknya akan melaporkan terkait Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, Pasal 58 ayat 1, dan Undang-Undang 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan Pasal 84 ayat 1.

Diketahui sebelumnya, seorang pelajar wanita di Palembang berinisial CY yang berusia 14 tahun harus menanggung sakit yang luar biasa pasca operasi usus buntu yang dilakukan oleh tim dokter RSUP Moh Hoesin Palembang.  

Sebelumnya, pasien CY dibawa ke UGD RSUP Moh Hoesin lantaran mengeluhkan sakit di bagian perut kanan bawah.

Setelah dilakukan pemeriksaan, didiagnosis awal pada ringkasan perawatan, ternyata pasien mengalami acute appendicitis atau gejala radang usus buntu dan harus di lakukan operasi. 

BACA JUGA:Buntut Kasus Dugaan Malapraktik Usus Buntu, Manajemen RSUP Mohammad Hoesin Angkat Bicara

Lalu, operasi usus buntu dilakukan pada Senin tanggal 30 Januari 2023. Setelah menjalani operasi dan pemulihan terhadap pasien, pada hari Jumat 3 Februari 2023, pasien dinyatakan sudah membaik dan diperbolehkan pulang. 

Setelah pasien tiba di rumah, keluarga mencium aroma yang tidak sedap berasal dari bekas operasi tersebut dan juga keluarnya cairan berwarna kuning dengan intensitas yang secara terus menerus.

Selain itu, juga terjadi pembengkakan di area vital pasien atau miss V. Mengetahui hal tersebut keluarga pasien panik dan segera membawa anaknya kembali ke rumah sakit.

Dokter memeriksa dan mengatakan keadaan pasien tidak apa-apa dan baik-baik saja kemudian menyuruh pasien pulang. 

BACA JUGA:Buntut Kasus Dugaan Malapraktik Usus Buntu, Manajemen RSUP Mohammad Hoesin Angkat Bicara

Tak ingin sesuatu terjadi terhadap anaknya, orang tua pasien melaporkan kejadian tersebut ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bima Sakti Palembang.

Direktur LBH Bima Sakti Palembang, Muh Novel Suwa SH MM MSi menjelaskan, setelah mendengar dan melihat langsung kondisi pasien CY, pada tanggal 6 Februari 2023 pasien CY disarankan kembali ke RSUP Mohammad Hoesein Palembang dan sesuai jadwal kontrol. 

“Saat itu dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien menyatakan bahwa klien kami harus dilarikan ke UGD RSUP Moh Hoesin untuk dilakukan pemeriksaan kembali,” ujar Novel, saat ditemui awak media Kamis 9 Februari 2023.

Dan ternyata, kata Novel, kliennya harus dilakukan tindakan operasi yang kedua dengan alasan appendicitis akut supuratif pada appendiks.

BACA JUGA:Buntut Kasus Dugaan Malapraktik Usus Buntu, Manajemen RSUP Mohammad Hoesin Angkat Bicara

“Pada Kamis tanggal 7 Februari 2023 dilakukannya operasi kembali pada klien kami. Hingga saat ini kondisi pasien masih belum membaik serta masih mengalami keluhan,” terang Novel yang didampingi timnya Machdum Satria SH MH dan Febri Susanti SH.

Novel menambahkan, keluarnnya sebuah cairan berwarna kuning yang secara terus menerus, mengalami kesakitan pada bagian perut kanan bawah pasien.

“Untuk sementara waktu saat ini pasien masih terbaring lemah di ruang perawatan di RSUP Mohammad Hoesin  Palembang. Kami menduga ada malapraktik yang dilakukan oknum dokter saat melakukan operasi pertama terhadap anak klien kami. Dan kami akan melayangkan surat somasi kepada Direktur RSUP Mohammad Hoesin,” tutup Novel.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: