Buya Arrazy Hasyim: Terjebak Dosa Taubat, Taubat Sambalado Tidak Masalah

Buya Arrazy Hasyim: Terjebak Dosa Taubat, Taubat Sambalado Tidak Masalah

Dr. H. Arrazy Hasyim, Lc, S.Fil.I., MA.Hum.--

Nasihat yang penting Buya kepada kita semua adalah jangan jijik melihat orang yang melakukan maksiat. Atau jangan benci jika ada orang di sekitar kita yang membuka aurat, misalnya. 

Kita  bisa ghodul bashor (menahan maksiat dari pandangan) di depan kawan tapi terkadang di rumah sering buka handphone dengan konten maksiat.

Makanya jangan lupa tobat. Jangan mengundur-ngundur taubat.

Dan yang pokok angan menunda-nunda taubat. Tuabat nasuha. Taubat yang tulus. 

Di channal youtube Nusaibah TV, Buya menyebutkan ada beberapa tingkatan taubat. Taubat orang awam, tobatnya khowaas dan taubatnya khwasulkhowas.

Dan orang yang tidak tobat masuk katagori orang yang dholim.

Diketahui, Dr. H. Arrazy Hasyim, Lc, S.Fil.I., MA.Hum., atau yang kerap disapa Buya Arrazy termasuk mubaligh dan ulama Indonesia. 

Buya Razi pendiri dan pengasuh Ribath Nouraniyah lembaga kajian turats, ilmu aqidah, tasawuf dan amalan zikir yang berpusat di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. 

Lahir di Kota Tangah, Payakumbuh Sumatera Barat pada 21 April tahun 1986, dari pasangan Nur Akmal bin M. Nur dan Asni binti Sahar. 

Menempuh pendidikan SD sampai MTsN di Payakumbuh, lalu berpindah ke Bukittinggi untuk melanjutkan sekolah di MAN/MAKN 2 Bukittinggi (2002-2004).

BACA JUGA: Korban Mobil Terjun ke Laut di Pelabuhan Merak Selamat, Pasangan Suami Istri Warga Depok

Pada tahun 2004-2009, dirinya melanjutkan studi perguruan tingginya pada jurusan Aqidah dan Filsafat di UIN Syarif Hidayatullah. 

Buya Arrazy telah menyelesaikan kajian hadisnya di Darussunnah setahun sebelumnya. Di Darus Sunnah ia mengkhatamkan 6 kitab Hadits (Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, al-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah) yang menjadi standar keilmuan ulama Muhadditsin di bawah bimbingan Syaikh KH Dr. Ali Mustafa Yaqub, MA. Imam Besar Masjid Istiqlal selama 2 periode.

Pada setiap pertengahan tahun, dari 2006-2008 aktif belajar kepada Syaikh Prof Dr. M. Hasan Hito penghafal kitab al-Muwatta’-, Dr Badi Sayyid al-Lahham -murid Syaikh Nuruddin Itr, dan Taufiq al-Buthi anak dari Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, mereka semua dari Suria. 

BACA JUGA:Sempat Mati 2 Tahun, Warga Sukajadi Banyuasin Kembali Nikmati Air Bersih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: