IRT Resah, Cabai dan Bawang Masih Tinggi
Reporter:
Zulkarnain|
Editor:
Rahmat|
Minggu 24-07-2022,20:22 WIB
--
SUMEKS.CO, MURATARA - Tingginya harga kebutuhan dapur seperti bawang dan cabai merah, membuat kedua komoditas ini menjadi bahan mewah. Di pasaran harga bawang Merah-putih berkisar Rp60 ribu/Kg, sedangkan harga cabai merah masih bertahan di posisis Rp120 ribu/kg.
Nurya (37) warga Kecamatan rupit Kabupaten Muratara, mengaku saat ini banyak warga mulai beralih alternatif lain seperti produk kemasan atau menanam sendiri di perkarangan rumah.
"Cabe mahal nian lebih lebih dari batu tawon. Cabe, sikok lagi bawang sampai sekarang harhgonyo tinggi belum turun turun lagi," katanya, Minggu (24/7).
Dia mengaku, untuk memenuhi kebutuhan dapur dalam satu Minggu, biasanya dengan uang Rp250 ribu sudah cukup untuk mendapatkan lauk pauk dan bumbu dapur. Namun saat ini, dengan nilai yang sama Rp250 ribu, warga mengaku hanya bisa memenuhi kebutuhan hanya dalam beberapa hari.
"Kepasar bawak duit Rp100 ribu, cuma dapat telok sekarpet, minyak seliter, samo tempe duo bungkus. Dak cukup untuk duo hari," timpalnya. Dia mengaku, kondisi ekonomi masyarakat khususnya di Muratara saat ini tengah terjepit, di satu sisi banyak lonjakan harga mulai dari PLN, Gas, BBM hingga pulsa.
Di sisi lainnya, harga komoditas unggulan seperti sawit dan karet tengah alami kemerosotan harga. "Sawit cuma Rp1000/kg, apo dak mentak kepala, banyaklah biaya pengeluaran dari pemasukan. Banyak wong susah galo sekarang hargo serba naik," timpalnya.
Untuk mengatasi tingginya harga bawang, mayoritas warga saat ini mulai memanfaatkan halanan disekitar rumah untuk ditanami beragam kebutuhan dapur.
Sementara itu, Maryam pedagang di pasar lawang agung menuturkan, saat ini stok pedagang khusus cabai dan bawang merah cukup banyak namun sepi pembeli.
Dia mengatakan kenaikan harga tersebut memang terjadi mulai dari tingkat petani. Sehingga produk yang sampai di pedagang juga tinggi. "Sekarang kami dak berani ambek banyak banyak cabai, bawang. Yang beli sekarang sedikit. Kalau dak perlu nian baru dio beli," ungkapnya.
Untuk harga produk lain menurutnya masih tetal stabil, seperti minyak curah Rp18 ribu/liter, minyak kemasan Rp20 ribu/liter, telur Rp50 ribu/karpet, ikan Rp28-30 ribu/kg, ayam Rp35 ribu/kg. Beras Rp12 ribu/kg, sayur mayur mulai Rp6000-1200/kg.
Imam petani cabai di Muratara, menuturkan lonjakan harga cabai di pasaran hanya mampu dinikmati 60 persen di tingkat petani. Dalam artian kenaikan harga 40 persen terjadi di tingkat agen.
"harga kami petani itu 60 : 40 dengan pengepul, 60 persen petani 40 persen pengepul. Kalau harga cabai di pasar Rp100 ribu di petani itu cuma sampai Rp60 Ribu," ungkapnya.
Menurutnya, kenaikan harga cabai bukan tanpa alasan jelas, mengingat saat ini kebutuhan pertanian sudah lebih dulu dalam lonjakan harga. "Pupuk naik, petisida naik, racun rumput naik calsium naik, semua naik. cabai ini kalu ditanam tanpa pupuk dia tumbuh tapi tidak berbuah perlu perawatan khusus," katanya.
Akibat efek berantau tersebut, petani mengaku justru merugi, karena biasanya menggaral lahan 2 hektar. Karena adanya lonjakan harga kebutuhan pertanian mereka hanya mampu menggarap setengah hektar.
"Kami harap pemerintah, DPR itu bisa menyoroti masalah kebutuhan pertanian. Jangan cuma saat harga cabai naik semua ngomong, giliran pupuk naik tidak ada yang ngomong," tutupnya.(Zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: