Selain itu, muncul perasaan iri atau tidak puas saat melihat unggahan yang menunjukkan pencapaian, acara, atau aktivitas orang lain.
Gejala lain yang sering muncul adalah sulit menikmati momen saat ini karena pikiran terus terpaku pada hal-hal yang terjadi di tempat lain.
BACA JUGA:Sepatu Kuliah Paling Populer dikalangan Gen Z!
BACA JUGA:Gaji Menggiurkan Rp 10 Juta/Bulan, Gen Z Jangan Salah Kaprah, Apa Kerja Petani Milenial?
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Global Web Index, sekitar 56% pengguna media sosial mengalami FOMO, terutama mereka yang berusia 16-24 tahun.
Penelitian lain yang dipublikasikan dalam Psychiatry Research menunjukkan bahwa FOMO memiliki kaitan erat dengan tingkat kecemasan dan rendahnya kepuasan hidup, khususnya di kalangan generasi muda.
Data ini mempertegas bahwa FOMO bukan hanya fenomena digital, tetapi juga tantangan nyata yang memengaruhi kesehatan mental secara signifikan.
Trend boneka Labubu menjadi Fomo dikalangan Gen Z--
FOMO memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental.
BACA JUGA:WOW! Mentan Tawarkan Gaji Rp 10juta untuk Gen Z Jadi Petani, Ini Syarat dan Cara Daftarnnya
BACA JUGA:Outfit Kuliah Kekinian Ala Gen Z: Nyaman, Modis, dan Tetap Hits di 2024
Ketakutan akan kehilangan momen tertentu sering kali memicu rasa cemas yang berkepanjangan, bahkan dapat berkembang menjadi stres.
Ketika perasaan ini terus berulang, muncul risiko depresi karena individu merasa tidak cukup baik atau tidak mampu mengikuti standar sosial yang ditampilkan di media sosial.
Ketidakpuasan terhadap kehidupan pribadi menjadi salah satu dampak psikologis yang paling umum, seiring dengan menurunnya kepercayaan diri.
Media sosial memainkan peran besar dalam memperkuat FOMO.
BACA JUGA:WOW! Mentan Tawarkan Gaji Rp 10juta untuk Gen Z Jadi Petani, Ini Syarat dan Cara Daftarnnya