Biasanya yang berlokasi di pinggiran. Seperti di Kecamatan Semidang Aji, dan juga Kecamatan Ulu Ogan.
“Biasanya dapat kurang dari 10 orang,” ujarnya.
Meski jumlah siswa yang didapat pada tahun ajaran baru tidak banyak, tapi sekolah itu tetap operasional.
Hanya saja berdampak pada alokasi dana bantuan operasional sekolah (BOS).
BACA JUGA:BPK RI Temukan Penyalahgunaan Dana BOS di 5 Sekolah, Disdikbud Ogan Ilir Lakukan Pembinaan
Pastinya dapat lebih kecil dari sekolah lain.
Karena minimnya murid, sejumlah sekolah swasta masih buka penerimaan siswa baru.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) kota Palembang, Drs Azhari MD MM.
“Memang ada yang masih membuka pendaftaran. Seperti tahun sebelumnya, animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke swasta belum begitu besar. Meski pun fasilitas yang ada di sekolah sudah sangat bagus,” beber Ketua Yayasan Sekolah Islamiyah Palembang, yang membawahi SMP PTI, SMA ETHIKA, SMK ETHIKA itu.
Kata Azhari, tahun ini kondisinya masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Untuk sekolahnya, lagi-lagi hanya sedikit dapat siswa. Misalnya, SMP PTI siswa barunya 30 orang, SMA Ethika 30 orang, dan SMK Ethika 30 orang.
“Masing-masing cuma dapat satu kelas. Padahal kita bisa menampung siswa baru tiga kelas. Ada sekolah lain yang hanya dapat 4 atau 5 siswa saja,” jelasnya.
Para pengelola sekolah swasta sudah berusaha terus meningkatkan kualitas dan sarana prasarana sekolah.
“Tapi pada umumnya, orang tua dan murid itu kebanyakan inginnya ke sekolah negeri. Walau pun mungkin sarana prasarana pas-pas, tetap saja mereka ingin masuk negeri,” jelas Azhari.