Bidar sebagai Cermin Kekompakan Jiwa Melayu di Tanah Musi

Bidar sebagai Cermin Kekompakan Jiwa Melayu di Tanah Musi

Bidar sebagai Cermin Kekompakan Jiwa Melayu di Tanah Musi-foto:sumeksco-

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Genderang ditabuh di tepian Sungai Musi pada Minggu pagi 17 Agustus 2025, tanda dimulai Festival Perahu Bidar Tradisional. Penonton Festival Perahu Bidar dengan setia dan sabar berjejer di tepian Sungai Musi, bahkan hingga rela berdiri berjam-jam dari atas Jembatan Ampera. 

Ya, hari Minggu yang cerah itu Sungai Musi menjelma menjadi lintasan jalur pacu peserta lomba Perahu Bidar Tradisonal yang mempertemukan masyarakat dalam satu kegiatan budaya. 

Festival Perahu Bidar 2025 memiliki beberapa rangkaian acara, salah satunya FGD dengan Tema Mewujudkan Ekosistem Wisata Budaya Perahu Bidar yang Berkelanjutan di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB).

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian RI Judi Wahjudin mengatakan Bidar termasuk artefak budaya nusantara yang diwariskan tidak dalam bentuk fisik, tetapi juga melalui filosofi kebersamaan yang terkandung di dalamnya. 

BACA JUGA:Kasat Pol PP Palembang: Sebar Puluhan Personil saat Festival Perahu Bidar 2025

BACA JUGA:Mengenal Arti Tradisi Bidar, Perahu Balap Sungai Musi Khas Palembang yang Mendunia

Pegiat Revitalisasi Kebudayaan Bahari, Idham Bachtiar Setiadi, juga mengingatkan, dulu masyarakat selalu hidup menghadap sungai, bukan membelakanginya. Perubahan inilah yang membuat Bidar semakin penting sebagai pengingat identitas sungai yang mulai terlupakan.

Tradisi Bidar dianggap sebagai simbol kebersamaan masyarakat Melayu Palembang. Setiap kayuhan dayung mencerminkan pentingnya kerja sama, keselarasan, dan keteraturan.

Masyarakat Melayu Palembang menganggap perahu bukan hanya sarana transportasi. Perahu adalah simbol keberadaan, bagian dari tubuh kehidupan yang melekat erat.

Perahu Bidar yang melaju di Sungai Musi merepresentasikan kedekatan masyarakat dengan sungai, bahwa air bukan sekadar tempat berlayar, melainkan ruang yang menumbuhkan jati diri. 

BACA JUGA:WADUH, Status Cagar Budaya Makam Pangeran Kramojayo Dibatalkan PTUN, Komitmen Pemkot Palembang Diuji

BACA JUGA:100 Kupon Sembako Ludes saat Pasar Murah Guliran Pemkot Palembang

Terbukti juga dalam setiap ukiran pada lambung perahu Bidar mengandung sarat cerita penuh makna, setiap warna menyuarakan kebanggaan, dan setiap kayuhan mendendangkan filosofi kebersamaan. 

Keterkaitan yang intim antara masyarakat Melayu dengan sungai membuat Bidar lebih dari sekadar olahraga atau tontonan. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait