Mengenal Arti Tradisi Bidar, Perahu Balap Sungai Musi Khas Palembang yang Mendunia

Ilustrasi Mengenal Arti Tradisi Bidar, Perahu Balap Sungai Musi Khas Palembang yang Mendunia--
PALEMBANG, SUMEKS.CO - Sungai Musi tak hanya menjadi nadi kehidupan masyarakat Palembang, tetapi juga panggung utama bagi salah satu tradisi budaya yang paling ikonik, yaitu Bidar.
Lomba balap perahu tradisional ini selalu hadir setiap perayaan besar, khususnya dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia.
Lebih dari sekadar perlombaan, Bidar adalah simbol semangat kebersamaan, sportivitas, dan pelestarian warisan budaya yang kini kian mendunia.
Dirangkum dari berbagai sumber, Minggu 17 Agustus 2025, Bidar berasal dari kata "bedar" atau "biduk besar", yakni sejenis perahu panjang khas Palembang yang mampu memuat puluhan pendayung.
BACA JUGA:Tradisi Sungai yang Mendunia, Simak Ternyata Ini Bedanya Perahu Bidar dengan Pacu Jalur
Dalam satu perahu, biasanya terdapat antara 30 hingga 50 orang pendayung yang duduk sejajar, mengayuh dayung dengan ritme serentak.
Perahu yang ramping dan panjang ini memang dirancang untuk melaju cepat, tetapi yang menentukan bukan hanya kekuatan fisik, melainkan juga kekompakan dan strategi tim.
Demi Keamanan Peserta Perahu Bidar 17 Agustus 2025 KSOP Palembang Tutup Alur Sungai Musi.-Foto: dokumen/sumeks.co-
Tak heran, setiap kali perlombaan Bidar digelar di Sungai Musi, suasana selalu meriah.
Tepi sungai dipadati masyarakat yang antusias menyaksikan adu cepat perahu-perahu panjang berhiaskan ukiran khas Palembang.
Suara sorak-sorai penonton bercampur dengan tabuhan musik tradisional, menambah semarak jalannya perlombaan.
Bahkan, tak jarang Bidar menjadi atraksi wisata yang dinanti-nanti oleh turis domestik maupun mancanegara.
BACA JUGA:Agenda Agustusan, Ratu Dewa Targetkan Puluhan Ribu Pengunjung Festival Perahu Bidar 2025
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: