Keluh Kesah Pengrajin Songket di Ogan Ilir, Susah Modal Rela Ambil Upahan Dari Bos Songket

Keluh kesah pengrajin songket di ogan ilir, susah modal rela ambil upahan dari bos songket.--
Para pengrajin ini telah sukses menjaga kelestarian warisan budaya nenek moyang.
"Di sini, ibu-ibu punya kelebihan, karena pengrajin songket ini memiliki ketekunan, ketelitian, dan konsistensi," puji Gubernur.
Sebagai pemimpin provinsi, ia mengaku sangat mengapresiasi bagaimana para ibu-ibu ini terus mempertahankan dan menghidupkan tradisi songket.
BACA JUGA:Pj Wali Kota Palembang Buka Pelatihan Tenun Songket Bagi 50 Anak Putus Sekolah
BACA JUGA:Unici Songket Silungkang: Kain Tradisional Sumbar yang Mendunia Berkat Program UMKM BRI
"Melihat konsistensi dan istiqomah ini seperti apa. Bukan dibuat-buat, tapi memang ahli," ucapnya.
Yang tak kalah penting, para ibu-ibu ini mampu menjalankan peran ganda dengan baik, sebagai pengrajin profesional tanpa melupakan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.
Gubernur juga menekankan peran strategis program Koperasi Merah Putih dari pemerintah pusat.
Pemerintah daerah telah diinstruksikan untuk berkolaborasi erat dengan pemerintah desa mendorong geliat ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:Unici Songket Silungkang: Kain Tradisional Sumbar yang Mendunia Berkat Program UMKM BRI
BACA JUGA:Tak hanya Songket dan Jumputan, Ini 23 Jenis Batik Khas Palembang yang Jarang Orang Ketahui
Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan masyarakat dari tingkat paling bawah.
Meskipun demikian, Gubernur Herman Deru mengingatkan pentingnya peningkatan kreativitas dan keterampilan.
Keluh kesah pengrajin songket di ogan ilir, susah modal rela ambil upahan dari bos songket.--
"Bagaimana produksinya, harus disesuaikan dengan keinginan pasar," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: