Tanggulangi Karhutla di Wilayahnya, Polsek Indralaya Ogan Ilir Gelar Rakor Bersama TNI & Seluruh Kades

OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Meningkatkan sinergi dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Polsek Indralaya Polres Ogan Ilir menggelar rapat koordinasi penanggulangan Karhutla, Selasa, 6 Mei 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Polsek Indralaya Jalan Lintas Indralaya-Kayu Agung Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir tersebut, dipimpin oleh Kapolsek Indralaya AKP Junardi, S.H., M.A.P.

Turut hadir pada rapat koordinasi tersebut, perwakilan Danramil Indralaya, Peltu Alimin, Camat Indralaya Utara, Syaiful Anwar, S.E., Wakapolsek IPTU Hulman Manurung, para kepala desa dan lurah se-Kecamatan Indralaya Utara, Kanit Binmas, Bhabinkamtibmas, serta Babinsa Indralaya.

Dalam sambutannya, Kapolsek Indralaya menyampaikan pentingnya peran aktif seluruh unsur dalam mencegah dan menangani Karhutla, khususnya menjelang musim kemarau. 

BACA JUGA:Potensi Karhutla di Ogan Ilir Meningkat, Wakapolsek Indralaya Ingatkan Personel Aktif Lakukan Patroli

BACA JUGA:Antisipasi Karhutla di Wilayahnya, Polsek Indralaya Ogan Ilir Lakukan Pengecekan Mesin Pompa Air

"Penanganan Karhutla bukan hanya tugas Polri dan TNI, tetapi juga memerlukan dukungan dan kepedulian seluruh elemen masyarakat," tegasnya. 

Dari hasil rapat, disepakati sejumlah poin penting, yaitu, pemberdayaan Satgas Karhutla tingkat kecamatan dan desa yang telah dibentuk oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Lalu, peningkatan kesadaran masyarakat melalui imbauan para Kades dan Bhabinkamtibmas mengenai bahaya membuka lahan dengan cara dibakar.

Kemudian, penyiapan MPA (Masyarakat Peduli Api) di setiap desa sebagai garda terdepan penanganan awal Karhutla.

BACA JUGA:Curah Hujan di Wilayah Ogan Ilir Mulai Jarang, Polsek Rantau Alai Lakukan Patroli Pencegahan Karhutla

BACA JUGA:Lakukan Sambang Desa, Bhabinkamtibmas Polsek Tanjung Batu Ajak Warga Jaga Keamanan dan Cegah Karhutla

Optimalisasi anggaran pencegahan Karhutla agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat.

Selain itu, rapat juga menyoroti bahwa sebagian besar lahan yang terbakar merupakan lahan non-produktif milik warga yang tidak tinggal di lokasi, sehingga pengawasan menjadi lemah.

Sumber: