Keberadaan Pak Ogah di Palembang Kian Meresahkan, Termasuk Depan Punti Kayu, Justru Sebabkan Kemacetan

Keberadaan Pak Ogah di Palembang Kian Meresahkan, Justru Sebabkan Kemacetan--
PALEMBANG, SUMEKS.CO - Keberadaan beberapa orang modus atur kendaraan setiap perputaran, atau lebih dikenal dengan "Pak Ogah" di sejumlah ruas jalan Kota Palembang kian hari semakin meresahkan.
Alih-alih membantu kelancaran lalu lintas, aksi mereka justru dinilai membuat arus kendaraan makin semrawut dan menambah kemacetan, terutama di jam-jam sibuk.
Pak Ogah, sebutan untuk orang-orang yang secara informal mengatur lalu lintas di titik putar balik (U-turn) dan persimpangan jalan, kini mudah ditemui di berbagai titik strategis seperti Jalan Angkatan 45, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Kolonel H Barlian tak jauh dari depan Hutan Wisata Punti Kayu, Km 6,5 hingga kawasan simpang Polda.
Bahkan keberadaanya saat ini makin menjamur, diantaranya berdasarkan pantauan di lapangan Minggu 13 April 2025 juga ada di Jalan KH Wahid Hasyim Seberang Ulu I dan Jalan Ahmad Yani Seberang Ulu II Palembang.
BACA JUGA:Ini Alasan Putar Balik Jalan Basuki Rahmat Palembang Ditutup, Salah Satunya Marak Pungli Pak Ogah!
Mereka berdiri di tengah jalan, menghentikan arus kendaraan dari arah lain demi memberi jalan pada satu dua mobil yang hendak berputar.
Setelahnya, mereka mendekati jendela pengemudi sambil mengulurkan tangan, berharap diberi uang.
"Awalnya saya kira mereka bantu, tapi makin ke sini malah bikin kacau. Kendaraan di jalur utama jadi terhambat karena mereka hentikan seenaknya. Akibatnya macet panjang," ujar Indra (35), seorang pengendara yang melintasi Jalan KH Wahid Hasyim tepat didekat Kantor Polsek SU I Palembang.
Keberadaan pak ogah kian meresahkan salah satunya yang berada di putaran depan Pintu Kayu Palembang malah bikin macet panjang--
Apa yang dikeluhkan warga tersebut, memang jelas adanya alih-alih membantu namun malah membuat arus lalu lintas semakin macet hingga ratusan meter panjangnya.
Yang mana, hampir setiap harinya menjelang sore selalu terjadi kemacetan kendaraan lantaran Pak Ogah tersebut mendahulukan pemilik kendaraan memutar dan membayar.
Tak hanya soal kemacetan, beberapa warga juga mengaku tidak nyaman dengan sikap sebagian Pak Ogah yang memaksa meminta uang.
"Pernah saya nggak kasih uang karena nggak minta tolong. Eh malah dilihatin sinis. Ada juga yang marah-marah," keluh Imam (27), warga Silaberanti.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: