Santri Anak Umat dan Bangsa

Santri Anak Umat dan Bangsa

Drs. KH. Mudrik Qori, M.A. Mudir Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya--

Santri dan ulama memiliki peran vital dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satu momen paling monumental adalah Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. 

Resolusi tersebut menegaskan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah kewajiban bagi setiap Muslim.

Seruan ini memicu gelora perjuangan rakyat, khususnya di Jawa Timur, dan memunculkan pertempuran heroik di Surabaya melawan pasukan Sekutu.  

Selain peran di medan perang, santri juga terlibat aktif dalam bidang diplomasi dan pendidikan.

Banyak santri dan ulama terlibat dalam perumusan kebijakan di masa awal kemerdekaan, memastikan bahwa nilai-nilai keislaman berjalan selaras dengan prinsip kebangsaan. 

Mereka tidak hanya bertempur dengan senjata, tetapi juga dengan pena dan pemikiran.

Sosok seperti KH. Wahid Hasyim, yang turut terlibat dalam perumusan dasar negara, menunjukkan bahwa santri mampu memainkan peran strategis dalam mewujudkan visi Indonesia merdeka yang adil dan berdaulat.  

Meneguhkan Perjuangan  

Tema Hari Santri 2024, “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan,” bukan sekadar pengingat akan sejarah perjuangan masa lalu, tetapi juga menjadi ajakan untuk meneruskan semangat juang dalam menghadapi tantangan era modern. 

Tantangan masa kini berbeda dari masa perjuangan kemerdekaan, namun semangat dan nilai-nilai yang diwariskan para santri tetap relevan.

Dunia saat ini menghadapi berbagai masalah kompleks, seperti krisis lingkungan, ketimpangan sosial, revolusi digital, hingga tantangan globalisasi. Dalam konteks ini, santri diharapkan tidak hanya menjadi penjaga tradisi, tetapi juga agen perubahan dan inovasi.  

Pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang siap menghadapi perubahan zaman. Berbagai pesantren kini telah membuka ruang terhadap ilmu pengetahuan modern dan keterampilan praktis seperti kewirausahaan dan teknologi informasi. Diantara sekian banyak Pesantren di Indonesia adalah Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya.

Di Pesantren masa kini, Santri tidak hanya belajar fikih dan tafsir, tetapi juga dibekali dengan pengetahuan di bidang sains, ekonomi, dan manajemen.

Hal ini menjadi bukti bahwa pesantren mampu beradaptasi dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di era modern.  

Dengan mengusung tema tahun ini, para santri diharapkan dapat “merengkuh masa depan” dengan tetap memegang teguh nilai-nilai moral dan kebangsaan. Mereka harus mampu menjadi motor penggerak perubahan di masyarakat, baik melalui karya, pendidikan, maupun peran sosial lainnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: