Santri Anak Umat dan Bangsa
Drs. KH. Mudrik Qori, M.A. Mudir Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya--
Drs. KH. Mudrik Qori, M.A. Mudir Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya
Setiap tahun, pada tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional, sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi besar para santri dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
Peringatan ini memiliki makna mendalam tentang pentingnya peran santri dalam perjalanan sejarah Indonesia dan harapan besar bagi masa depan bangsa.
Tahun 2024, Hari Santri mengusung tema “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan,” yang mengandung pesan penting: bahwa perjuangan santri tidak berhenti di masa lalu, tetapi harus terus dilanjutkan untuk menghadapi tantangan zaman dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
Karakterisrik Daya Juang Santri
Santri bukan sekadar mereka yang belajar ilmu agama di pesantren, melainkan sebuah identitas yang menggambarkan nilai-nilai ketekunan, keikhlasan, dan kedisiplinan.
Kehidupan pesantren mengajarkan santri untuk hidup sederhana, mandiri, dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi.
Selain menghafal dan mendalami ilmu agama, santri juga dibentuk menjadi pribadi yang memiliki kecintaan pada tanah air dan siap berkontribusi untuk masyarakat.
BACA JUGA:Luar Biasa, 2 Tahun KH Mudrik Qori Nahkodai LPTQ, Pamor Sumsel Kembali Jaya di Ajang MTQ/STQH
Pendidikan di pesantren tidak hanya berfokus pada dimensi intelektual, tetapi juga membentuk karakter yang berlandaskan akhlak mulia.
Inilah yang menjadikan santri mampu berperan tidak hanya di lingkup agama, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, hingga politik.
Santri tidak hanya sekadar penimba ilmu, tetapi juga penerus dan penyebar nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran, sesuai dengan ajaran rahmatan lil ‘alamin.
Perjuangan Santri untuk Kemerdekaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: