Surga Emas yang Tercemar, Penangkapan Penambang Ilegal di Gunung Botak dan Derita Lingkungan Pulau Buru
Surga Emas yang Tercemar, Penangkapan Penambang Ilegal di Gunung Botak dan Derita Lingkungan Pulau Buru--
Para penambang ilegal ini sering menggunakan alat canggih yang dibawa dari luar Pulau Buru untuk memaksimalkan hasil.
Dengan hadirnya teknologi modern, jumlah penambang melonjak hingga puluhan ribu, dan tambang ini berkembang menjadi semacam kota sementara dengan fasilitas seadanya.
Dampak Lingkungan: Pencemaran Merkuri dan Sianida
Aktivitas penambangan ilegal ini telah menimbulkan dampak serius bagi lingkungan sekitar.
Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan sianida dalam proses pengolahan emas tidak hanya merusak tanah, tetapi juga mencemari aliran sungai yang menjadi sumber air bagi penduduk sekitar.
Limbah merkuri yang dibuang sembarangan menyebabkan matinya ternak warga secara mendadak. Selain itu, banyak warga kini harus membeli air dari kota karena sumur mereka tidak lagi aman untuk dikonsumsi.
Tiga sapi milik peternak di Dusun Wamsaid, Desa Dava, Kecamatan Waelata, dilaporkan mati mendadak setelah diduga menelan air yang terkontaminasi limbah merkuri dari tambang Gunung Botak.
Peristiwa ini menunjukkan betapa besar dampak merkuri terhadap ekosistem lokal, termasuk keberlangsungan hidup ternak dan tanaman.
Desakan Masyarakat untuk Tindakan Tegas
Situasi ini mengakibatkan keresahan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Botak. Beberapa desa, seperti Desa Kaki Air dan Desa Dava, sangat terdampak oleh aktivitas tambang ilegal ini.
Banyak warga di desa-desa tersebut mengeluhkan pencemaran air sungai dan sumur yang memaksa mereka mengeluarkan uang tambahan untuk membeli air bersih dari kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: