Film Pendek 'Bakar Hutan Pacak Tebuang’ Ciptaan Polda Sumsel Raih Juara Lomba Setapak Perubahan Polri

Film Pendek 'Bakar Hutan Pacak Tebuang’ Ciptaan Polda Sumsel Raih Juara Lomba Setapak Perubahan Polri

Film pendek 'Bakar Hutan Pacak Tebuang’ ciptaan Bid Humas Polda Sumsel meraih juara 2 lomba Setapak Perubahan Polri.-Foto: dokumen/sumeks.co-

BACA JUGA:HUT Bhayangkara ke-78, Polres OKI Ucapkan Terima Kasih Forkopimda dan Masyarakat Dukung Kamtibmas

BACA JUGA:Sambut HUT Bhayangkara Ke-78, Lapas Narkotika Muara Beliti Semarakkan Jalan Sehat dan Senam Bersama

“Tentu kami bangga bisa menjadi salah satu yang terbaik, karena sejatinya ini sebagai satu peluang bagi personel untuk selalu mengasah kemampuan ketrampilan di bidang Multimedia Humas dalam membuat produk produk konten layanan publik,” ujarnya.

Dirinya mengaku hal tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh jajarannya agar senantiasa mau mengasah, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan serta kepiawaian dalam di bidang kehumasan.

“Terima kasih kepada bapak Kapolda Sumsel Irjen A Rachmad Wibowo atas support yang selalu diberikan, dan tentunya ini menjadi penyemangat bagi seluruh personel di jajaran Humas khususnya. Ini kami persembahkan untuk masyarakat Sumatera Selatan semoga membawa manfaat,” tuturnya.

Film pendek berbahasa daerah Palembang berjudul ‘Bakar Hutan Pacak Tebuang’ merupakan sebuah sajian produk layanan masyarakat.

"Isinya mengandung pesan mengajak seluruh masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan demi menjaga kelestariannya," katanya. 

BACA JUGA:Polda Sumsel Ikuti Doa Bersama Lintas Agama Jelang Peringatan HUT Bhayangkara ke-78

BACA JUGA:Dihadiri Bupati Bersama Forkopimda, Begini Meriahnya HUT Bhayangkara ke 78 di Polres OKU Timur

Bahwa setiap perbuatan melanggar hukum membakar hutan akan menuai sanksi pidana (penjara).

Begitupun lagu yang berjudul ‘Polri untuk Indonesia Emas’ merupakan ketulusan ekspresi jiwa dari seorang Bhayangkara Polri yang bertekad mendarma bhaktikan karya terbaiknya menjadi abdi sejati bagi masyarakat bangsa dan negara.

Narto, sapaan akrabnya menyebut hasil karya yang dibuat tersebut sejatinya dibuat sebagai salah satu sarana agar setiap insan Bhayangkara selalu dekat dengan seluruh elemen masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: