Akhirnya,Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf Minta Maaf Atas Pertemuan 5 Nahdliyin dengan Presiden Israel

Akhirnya,Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf Minta Maaf Atas Pertemuan 5 Nahdliyin dengan Presiden Israel

Ketum PBNU Yahya Cholil Satquf menerima kunjungan Dubes Palestina untuk Indonesia Dr Zuhari Ali Shun. Pertemuan ini membahas kondisi Palestina saat ini.--

''Seluruh dunia sedang menjauhi Israel, kita harus menghukum Israel yang sangat rasis, tak berperikemanusiaan, dan mengabaikan hukum internasional," ujar Munjid dikutip dari NU Online.

Munjid, yang juga merupakan peneliti di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM), menyoroti bahwa Israel saat ini berada dalam posisi terpojok di mata dunia. 

BACA JUGA:Pukul Rata, Pengusaha Hotel Jepang Tolak Nginap Semua Tentara Israel, Susah Dibedakan Serdadu Zionis dan Sipil

BACA JUGA:Astaga? Nicholas Saputra Terciduk Jadi BA Produk Pro Israel, Netizen Ancam Boikot!

Demonstrasi besar-besaran di berbagai penjuru dunia menunjukkan bahwa Israel menjadi negara paria.

"Bahkan di Amerika, banyak pejabat yang mundur dari posisi dalam struktur administrasi Biden karena kebijakan dukungan terhadap Israel yang sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan secara hukum dan kemanusiaan. Gerakan boikot di mana-mana," lanjut Munjid.

Indonesia Harus Bersikap Tegas

Menurut Munjid, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia seharusnya bersikap tegas dalam mengecam tindakan genosida Israel.

 "Kita harus menjauhi Israel dalam situasi seperti sekarang, jika tidak bisa ikut menghukumnya. Menjauhi itu tindakan yang paling minimal. Israel sedang butuh teman dan dukungan untuk terus membantai rakyat Palestina yang tak berdosa," tegas Munjid.

Munjid juga mempertanyakan tujuan dan manfaat dari kunjungan tersebut. Ia mengaku sangat menyayangkan kunjungan ke Israel yang tidak berafiliasi dengan PBNU itu.

BACA JUGA:Ramai-ramai Negara di Eropa Akui Palestina Resmi Sebagai Negara Berdaulat, Israel Marah Besar

BACA JUGA:Israel Pilih Bungkam, Presiden Jokowi Berbela Sungkawa Meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

"Seluruh tindakan dan wacana yang bisa dipakai sebagai justifikasi kekerasan Israel akan mereka pakai. Buat apa ada orang-orang kita yang mendekat? Apa tujuannya? Atas nama siapa? Apa manfaatnya? Tak ada jawaban masuk akal yang bisa diterima," tegasnya.

"Saya sangat menyayangkan khususnya teman-teman yang berlatar belakang NU pergi ke sana, apalagi memposting foto dan video ke mana-mana. Saya sangat sedih dan malu melihat ini semua," paparnya.

Kunjungan Atas Nama Pribadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: