Pasca Tragedi Kecelakaan Bus Study Tour Maut, Kini Gerakan Hapus Study Tour Ramai Diperbincangkan
Gerakan hapus study tour bersliweran di media sosial pasca kecelakaan maut bus yang membawa siswa SMK Lingga.--
Sebab, masih menurutnya jika masih diadakan acara study tour disekolah hanyalah sebuah bentuk keuntungan dari guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut.
"Banyak orang tua yang telah bela-belain anaknya cuma untuk ikut study tour doang," tambahnya.
BACA JUGA:Warga Tegal Binangun Banyuasin Keluhkan Jalan Berlubang, Jadi Sebab Kecelakaan dan Ancam Keselamatan
BACA JUGA:Hasil Olah TKP Kecelakaan Maut Tewaskan Mahasiswi UMP: Polisi Buru Pengendara Motor yang Lawan Arus
Menurutnya, kalau cuma piknik saja pihak orang tua murid juga bisa melakukannya sendiri.
Masih dikatakannya, dari sekian banyak kasus banyak sekali pihak sekolah umumnya melakukan pengancaman kepada muridnya.
Bentuk ancaman itu, lanjutnya yakni kalau tidak ikut program study tour yang dilakukan oleh pihak sekolah maka ijazah murid tersebut tidak akan diberikan.
"Atau dipersulit kelulusannya, jadi mendingan acara-acara atau kegiatan study tour dihapus," tukasnya.
BACA JUGA:Satlantas Polrestabes Palembang Usut Tuntas Kasus Kecelakaan Maut yang Tewaskan Mahasiswi UMP
BACA JUGA:Pasutri Dokter Tewas Terlindas Innova Usai Kecelakaan Konvoy Moge Harley-Davidson di Probolinggo
Lain lagi pendapat warganet lainnya dalam kolom komentar yang menuliskan bahwa kegiatan study tour sejatinya telah banyak melenceng dari tujuannya.
Akun @kakadosen mengatakan, study tour esensinya adalah belajar hal sebenarnya yang terjadi dilapangan di bonuskan dengan bertamasya bersama untuk membangun kekompakan.
Hal itu dilakukan agar menerapkan metode belajar yang tidak terlalu serius, seperti penerapan metode belajar di sekolah.
Namun, apapun contohnya saat ini esensi dari study tour telah berubah sehingga yang salah adalah oknum guru study tour adalah 90 persen jalan-jalan sementara belajarnya hanya 10 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: