Imbas Penutupan Pabrik, Ternyata Segini Besaran Pesangon Yang Didapat Karyawan Pabrik Sepatu Bata

Imbas Penutupan Pabrik, Ternyata Segini Besaran Pesangon Yang Didapat Karyawan Pabrik Sepatu Bata

Imbas Penutupan Pabrik, Ternyata Segini Besaran Pesangon Yang Didapat Karyawan Pabrik Sepatu Bata--

BACA JUGA:Program Unggulan, Internet BAIK Series 8 Tingkatkan Literasi Digital ke Lebih dari 1.000 Pelajar dan Guru

Masuknya Bata ke Indonesia dimulai dengan kerjasama Bata dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu beroperasi di Tanjung Priok.

Sekitar 6 tahun setelahnya, Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu di tengah perkebunan karet di area Kalibata, selanjutnya produksi sepatu terjadi mulai tahun 1940.

Bata termasuk kedalam daftar pabrik terbesar di Indonesia, memiliki spesialisasi produk sepatu yang dapat digunakan oleh semua kalangan dari dalam dan luar negeri.

Namun saat ini Bata telah menghentikan operasional pabriknya di Purwakarta lantaran perusahaan sepi order. 

BACA JUGA:Panggilan Terbaru untuk UMKM, KUR BCA 2024 Tawarkan Segudang Keuntungan, Pinjaman Rp100 Juta Cair

BACA JUGA:PT Pusri Palembang Adakan Pelatihan Agribisnis dan Sosialisasi Program Bulog ke Mitra Binaan Sektor Pertanian

Disebutkan, permintaan konsumen terhadap produk sepatu Bata kian menurun setiap tahunnya hingga menyebabkan kerugian.

Dalam pernyataan resmi Corporate Secretary Bata Hatta Tutuko yang dikutip dari keterbukaan informasi diungkapkan bahwa penutupan pabrik dilakukan per tanggal 30 April 2024.

Hatta menyebut PT Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian.

Selain itu, terdapat faktor lain berupa tantangan industri akibat pandemi serta perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat, namun bisnis tetap tidak bisa pulih.

BACA JUGA:Pusri Tambah Alokasi Pupuk Bersubsidi Sebesar 9,55 Juta Ton, Meningkat Dua Kali Lipat Dari Sebelumnya

BACA JUGA:345 Putra-putri Daerah Raih Mimpi Berkat Beasiswa dari Bukit Asam

Bata sendiri memang telah menderita kerugian sebesar Rp 80,65 miliar pada periode Januari sampai September 2023.

Jumlah tersebut diperkirakan telah membengkak 294,76% dibanding rugi Rp 20,43 miliar pada Januari-September 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: