Lewat Kerajinan Songket, PTBA Berdayakan Para Ibu Rumah Tangga
Keterampilan menenun songket di Desa Lingga, Muara Enim, Sumatera Selatan, telah membuka peluang ekonomi baru bagi para ibu rumah tangga di sana.--
"Kami mendapat berbagai bantuan dari Bukit Asam. Di antaranya dibantu dengan alat tenun, pelatihan, dan permodalan," kata Ketua SIBA Songket, Yenny Puspitasari.
Bukan sekadar songket biasa, Yenny Puspitasari, ketua SIBA Songket, bersama para pengrajin lainnya, menciptakan inovasi dengan melahirkan Songket Behembang Lingge.
BACA JUGA:Shin Tae-yong Apresiasi Semangat Juang Timnas Indonesia, STY: Sekarang Target Kita ke Final!
BACA JUGA:Lagi! Aset Harvey Moeis Kembali Disita Kejagung, Terbaru 2 Mobil Ferrari dan Mercedes Benz
Karya ini menjadi identitas tersendiri bagi Desa Lingga dan membedakannya dengan daerah penghasil songket lainnya.
Motif yang digunakan mengangkat kearifan lokal. Misalnya kujur, keris, gung, rosella.
Di balik keindahan tersebut, terdapat komitmen para pengrajin untuk menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan.
Beberapa sumber pewarna alami yang umum digunakan antara lain, kunyit, daun jambu biji, secang dan pinang.
BACA JUGA:Bakal Ada Daerah Pemekaran di Kabupaten Musi Banyuasin, Bahasanya Tak Sama dengan Logat Khas Daerah?
Penggunaan pewarna alami pada Songket Behembang Lingge menjadi salah satu faktor yang meningkatkan nilai jual produk ini.
Konsumen yang semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan dan kesehatan, lebih memilih produk-produk yang ramah lingkungan dan menggunakan bahan-bahan alami.
"Sejak menggunakan pewarna alami, pendapatan kami semakin meningkat. Mulai tahun 2019 sudah meningkat," ujar Yenny.
Para pengrajin di Desa Lingga tak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga aktif dalam memasarkan produk mereka agar dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas.
BACA JUGA:Jelang Pelaksanaan UTBK-SNBT Tahun 2024, Unsri Gelar Pengarahan untuk Ratusan Pengawas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: