Telur Dadar Bisa Picu Penyakit Kanker dan Diabetes Mitos Atau Fakta? Cari Tau Jawabannya Disini

Telur Dadar Bisa Picu Penyakit Kanker dan Diabetes Mitos Atau Fakta? Cari Tau Jawabannya Disini

Fakta tentang telur dadar yang disebut dapat menjadi pemicu penyakit kanker dan diabetes--

dr Dion juga tidak mempungkiti jika putih telur mengandung avidin, dan dapat mengikat biotin jika dicampur dalam bentuk mentah.

Tapi jika telur dadar bisa sebankan penyakit kanker dan diabetes tentu tidak benar karena setelah dimasak maka efek tersebut langsung hilang bahkan sudah tidak berlaku. 

Ditegaskan bahwa telur yang dimasak atau dadar tidak akan menyebabkan kanker atau diabetes.

BACA JUGA:Puasa Lebih dari Sekadar Ibadah, Ini 10 Manfaat Kesehatan yang Tak Terduga

BACA JUGA:Selain Menunaikan Ibadah, Berpuasa Juga Punya 8 Manfaat Besar Bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengonsumsi telur dadar maupun telur ceplok memiliki efek serupa untuk tubuh dan sama-sama menyehatkan. 

Bagian putih telur adalah sumber protein sempurna yang memenuhi asupan tubuh tanpa tambahan sumber protein lain.

Rata-rata telur mengandung sekitar 6–7 gram protein tapi jumlahn proteinnya tidak selalu akurat melainkan tergantung pada ukuran telur. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 1–2 telur per hari dapat dianggap masih dalam batas aman pengonsumsian pada orang normal alias yang tidak memiliki riwayat penyakit, konsumsi telur dalam jumlah tersebut mungkin berdampak positif pada kesehatan jantung.

BACA JUGA:6 Manfaat Berpuasa Bagi Kesehatan Tubuh yang Sudah Terbukti Secara Ilmiah, Simak Ulasannya Disini

BACA JUGA:Puasa Nggak Sekadar Tahan Lapar, Ini 10 Manfaat yang Menakjubkan untuk Kesehatan

Jadi, jika Anda menyukai telur, mengonsumsi 1–2 telur per hari umumnya dianggap aman dan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh namun dengan tetap memperhatikan pola makan secara keseluruhan dan pastikan untuk mengimbangi dengan asupan nutrisi lainnya.

Jumlah protein harian yang dibutuhkan tubuh bisa didapatkan tidak hanya dari telur saja melainoan bisa juga dari protein hewani lain seperti daging, ayam, ikan, dan susu sapi.

Asupan zat ini pun juga bisa diperoleh dari bahan nabati, misalnya kacang-kacangan serta produk olahannya seperti tahu, tempe, dan susu kedelai.

Kebutuhan protein harian seseorang sangat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan tujuan kesehatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: