Kisah Cinta Paling Senyap Namun Riuh Dalam Doa, Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra

Kisah Cinta Paling Senyap Namun Riuh Dalam Doa, Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra

Ilustrasi--dok : sumeks.co

SUMEKS.CO - Kisah cinta Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra, sepertinya yang paling bikin baper sepanjang masa. 

Pasalnya kisah cinta ini betul-betul senyap tanpa suara namum riuh dalam doa. Tidak berlebihan jika dikatakan dapat melebihi novel bahkan film romantis sekalipun.

Perasaan cinta mereka sudah terpendam sejak lama, kisah cinta yang sangat terjaga kerahasiaannya dalam kata. Bahkan konon setan pun tidak mengendusnya.

Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra bisa menjaga kehormatan masing-masing, sampai Allah menyatukan mereka berdua dalam muara yang halal, yaitu pernikahan.

BACA JUGA:Siapa Mush'ab Bin Umair? Tuan Muda yang Mejadi Delegasi Islam Pertama di Madinah

Meski perasaan cinta itu sudah tumbuh lama, namun tak ada aturan Islam yang dilanggar oleh mereka berdua.

Bagaimana tidak? Saat berusia 6 tahun, Ali bin Abi Thalib sudah diasuh oleh Nabi Muhammad SAW berserta Ibunda Khadijah. Oleh sebab itu ketika Fatimah lahir, Ali menghabiskan masa kanak-kanak bermain bersama Fatimah Az-Zahra.

Ali bin Abi Thalib sudah sangat mengenal Fatimah Az-Zahra karena mereka memang tumbuh bersama.

Diceritakan bahwa Fatimah Az-Zahra adalah yang paling mirip dengan Rasulullah SAW, juga anak yang sangat patuh. Bahkan di usianya yang sangat muda dirinya menjadi sosok yang mulia.

BACA JUGA:Sakit Karena Pandangan dari Orang Lain, Yuk Kenali Penyakit Ain dan Bahayanya

Benih-benih cinta Ali bin Abi Thalib tumbuh kepada putri Rasulullah SAW tersebut. Cintanya semakin besar tatkala melihat Fatimah Az-Zahra bercucuran air mata saat membalut luka sang ayah ketika selesai berperang.

Namun masalahnya cinta Ali bin Abi Thalib kepada Fatimah Az-Zahra terasa begitu berat, sebab Ali bin Abi Thalib merasa rendah diri tentang siapa dirinya.

Bagaimana tidak, Fatimah Az-Zahra adalah putri kesayangannya Rasulullah SAW.

Fatimah Az-Zahra di besarkan di bawah asuhan sang Ayah, oleh sebab itu ajaran dan didikan dari ayahnya membawa Fatimah menjadi perempuan cerdas, simpatik, ramah, luhur, dan berbudi pekerti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: