Kembangkan Budaya, UBD Palembang dan Universiti Malaya Malaysia Join Research Soal Kain Songket

Kembangkan Budaya, UBD Palembang dan Universiti Malaya Malaysia Join Research Soal Kain Songket

Universitas Bina Darma Palembang dan Universiti Malaya Malaysia Join Research Soal Kain Songket--

BACA JUGA:Capaian Luar Biasa, UBD Palembang Berada Diurutan 13 PTS Terbaik se Indonesia

Namun, Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) baru-baru ini telah menetapkan songket Malaysia sebagai Warisan Budaya Tak benda Kemanusiaan.

Songket menjadi kain tenun tradisional yang biasa digunakan di acara-acara resmi baik di Indonesia maupun di Malaysia.

Songket sendiri merupakan jenis teknik pembuatan kain tenun dengan cara menambahkan hiasan benang emas atau benang perak.

Menurut sejarahnya, Kain songket muncul di masa Kerajaan Sriwijaya di Palembang, pada abad ke-7 hingga abad ke-13.

BACA JUGA:Kain Tajung, Hasil Tenun Palembang Selain Songket

Awal mula kain songket berasal dari pedagang Cina yang membawa sutra, pedagang India dan timur tengah membawa emas.

Kemudian, jadilah kain songket yang berlapis emas di tangan orang Palembang. Keunikannya, penenun di kota palembang didominasi oleh laki-laki, sedangkan di Malaysia didominasi oleh perempuan.

Dalam perjalanannya, songket menyebar ke Thailand, dan meluas ke negara bagian di Semenanjung Malaysia, seperti Selangor, Kelantan, dan Trengganu, bahkan Brunei Darussalam.

Hingga kemudian, menyeberang ke Sumatera, yaitu ke Silungkang, Siak, dan Palembang.

BACA JUGA:Prestasi Luar Biasa, Dosen UBD Palembang Raih Certified Marketing Analyst di level internasional

Karena kesamaan budaya dan sejarah inilah, Universitas Bina Darma dan Univesiti Malaya membuat penelitian bersama, mengenai songket yang akan melihat lebih banyak persamaan dan perbedaan serta keunikan masing-masing kain songket.

Baik dari surdut pandang ilmu sosial, dan komunikasi dan gender.

Pada join research yang dilakukan, penelitian dibuat dalam bentuk paper dan dipresentasikan pada kegiatan Persidangan Antar Bangsa Sejarah dan Warisan Budaya di Alam Melayu (PASWAM).

Dalam persidangan ini, Dr Rahma Santhi Zinaida memaparkan hasil penelitian bersama Indonesia-Malaysia ini selanjutnya akan diteruskan kembali penelitiannya, dengan harapan hasil luaran jurnal internasional dan buku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: