Sejarah Rohingya, Etnis Muslim Myanmar Berwajah India, yang Mengungsi ke Indonesia

Sejarah Rohingya, Etnis Muslim Myanmar Berwajah India, yang Mengungsi ke Indonesia

Etnis Rohingya yang memiliki wajah India, namun justru tinggal di negara Myanmar, yang mayoritas beragama Buddha. --net

BACA JUGA:Muslim Dilarang Pakai Cincin di Dua Jari Ini, Ada Haditsnya! Rasulullah SAW Pakai Cincin di Jari Ini

Melansir dari banyak sumber, nenek moyang etnis Rohingya berasal dari Arab, Turk, Persian, Afghan, Bengali, Moors, Mughal, Pathans, Maghs, Chakmas, Dutch, Portuguese dan Indo-Mongoloid.

Awal mulanya, Rohingya adalah komunitas muslim Bengal yang kini dikenal dengan nama Bangladesh. Etnis ini sejak dulunya memang sudah tinggal di Myanmar. 

Tepatnya di wilayah Arakan, bagian barat Myanmar yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. 

Sejarah singkat mengenai Rohingya juga dituliskan oleh media dakwah sejarah milik Ustad Edgar Hamas. 

BACA JUGA:Tak Hanya Anak, Ternyata Ada Juga Orang Tua yang Durhaka, Ini 6 Cirinya! Tanda Utama Sudah Dijelaskan Alquran

Lewat akun instagram platform dakwahnya @gen.saladin, beliau aktif menyampaikan dakwah menggunakan versi sejarah untuk menguak kebenaran sejarah islam. Akun instagram tersebut memiliki 344 ribu pengikut.

Diketahui dalam sejarah, pada tahun 1404-1434 M Raja bernama Narameikhla adalah orang yang membawa muslim Bengal ini. 

Sebelum itu, Raja Narameikhla diasingkan ke Kesultanan Bengal, kemudian meminta bantuan Sultan Bengal yaitu Jalaluddin Mahmud Syah untuk kembali merebut tahta di wilayahnya yaitu Myanmar Barat. 

Sultan Jalaluddin menerima permintaan Raja Narameikhla dan membantunya dengan kekuatan militer muslim Bengan untuk mengambil kembali alih tahtanya. 

BACA JUGA:Pejuang Palestina ‘Kaos Sandal Jepit’ Kegirangan Usai Hancurkan Tank Jutaan Dolar Israel, Langsung Ada Memenya

Ketika Raja Narameikhla menjadi seorang raja di Arakan. Nilai islam yang dapatkannya dari Kesultanan Bengal begitu terasa. Raja Narameikhla pun mengubah namanya menjadi Solaiman Shah.

Selanjutnya, Raja Narameikhla juga membangun masjid, pengadilan yang memadukan budaya Buddha dan Islam.

Pengaruh islam bersemayam dalam diri setiap penguasa Arakan (Myanmar Barat hari ini), meski begitu Arakan tetaplah kerajaan yang menjadikan Buddha sebagai agama resminya. 

Raja Narameikhla yang beragama buddha ini juga mengizinkan komunitas muslim Bengal untuk tinggal di Arakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: