Bangga! Dari 8 Jenderal Besar di Dunia, 3 Ada di Indonesia, Sedang Sakit Kronis Pimpin Perang Geriliya

Bangga! Dari 8 Jenderal Besar di Dunia, 3 Ada di Indonesia, Sedang Sakit Kronis Pimpin Perang Geriliya

3 Jenderal besar Indonesia yang terkenal di mata Dunia.--

Ikut bertempur dengan pasukan AS pada perang dunia pertama dan kedua, Marshall menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat ke-15 AS. 

Masa tugasnya dimulai pada 1 September 1939 sampai 18 November 1945. Marshall lahir di Pennsylvania, 31 Desember 1880 dan wafat pada 16 Oktober 1959 di Washington D.C.

BACA JUGA:7 Polisi Nyambi Pekerjaan Tak Biasa, Dianggap Penerus Kejujuran Jendral Hoegeng

Ia terkenal dengan ‘rencana Marshall’ nya untuk menolong rekonstruksi Eropa setelah perang dunia ke-2. Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Andrew G. 

Wallace dan dimuat di GCMF (the George C. Marshall Foundation), tertera bahwa Marshall sangat memahami strategi yang dibutuhkan oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS. 

Sehingga, ia mengusulkan untuk membentuk gabungan komite kepala staf untuk merencanakan dan mengkoordinir upaya perang.

3. Soedirman

Jenderal Besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman atau yang biasa disebut Jenderal Soedirman merupakan salah satu tokoh besar tanah air. 

BACA JUGA:Rizal Ramli Tetap Akui Jasa Soeharto Meski Pernah Dipenjara 1,5 Tahun

Dilansir dari situs resmi Pusat Sejarah TNI, Soedirman dianugerahi Pangkat Kehormatan Jenderal Besar TNI pada 30 September 1997. Disebutkan, penganugerahan Pangkat Jenderal Berbintang Lima ini adalah sebuah peristiwa yang sangat istimewa. 

Karena, hanya diberikan kepada prajurit yang sangat berjasa kepada bangsa dan negara.

Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan pangkat Jenderal oleh presiden Soekarno pada 18 Desember 1945. 

TKR sendiri kemudian berganti nama menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) pada 24 Januari 1946.

Kisah dari Pak Dirman yang paling terkenal adalah keputusannya untuk melakukan gerilya selama 7 bulan demi mempertahankan kemerdaan Indonesia. Saat itu, pak Dirman berada dalam kondisi sakit kronis dan harus ditandu anak buahnya. 

Perang gerilya yang dilancarkan TNI dengan rakyat itu akhirnya berhasil juga memukul Belanda. Setelah gerilya tersebut, kesehatannya menurun. Ia beberapa kali jatuh pingsan dan wafat pada 29 Januari 1950.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: