Bangga! Dari 8 Jenderal Besar di Dunia, 3 Ada di Indonesia, Sedang Sakit Kronis Pimpin Perang Geriliya

Bangga! Dari 8 Jenderal Besar di Dunia, 3 Ada di Indonesia, Sedang Sakit Kronis Pimpin Perang Geriliya

3 Jenderal besar Indonesia yang terkenal di mata Dunia.--

4. Dwight David Eisenhower

Jenderal satu ini pernah menjadi Kepala Staf Angkatan Darat AS pada 19 November 1945 sampai 6 Februari 1948. Pria yang juga presiden Amerika Serikat ke-34 ini lahir di Texas, 14 Oktober 1880 dan meninggal di Washington D.C pada 28 Maret 1969.

Dikutip dari berbagai sumber, Eisenhower menyerukan kebijakan moderat yang membuat AS menjadi negara terkuat, terproduktif dan paling berpengaruh di dunia. Ia juga pernah menjadi komandan tertinggi pasukan sekutu di Eropa Barat selama perang dunia II.

Pada Juli 1942, Eisenhower menjadi panglima tertinggi Angkatan Bersenjata dan memimpin beberapa misi seperti Operasi Obor, invasi sekutu ke Afrika Utara pada November 1942 dan berhasil mengakhirinya pada Mei 1943.

5. Omar Nelson Bradley

Bradley sempat menduduki jabatan sebagai Panglima Angkatan Bersenjata AS pada 1949. Sebelumnya, ia merupakan Kepala Staf Angkatan Darat AS pada 1948. 

Dalam pernang dunia II danperang Korea, Bradley merupakan perwira tertinggi yang juga ikut bertempur.

Pada 1950, ia menerima pangkat jenderal bintang 5 dan menduduki posisi sebagai Komite NATTO. Bradley lahir di Missouri, 12 Februari 1893 dan wafat di New York, 8 April 1981 dala usianya yang ke-88.

6. AH Nasution

BACA JUGA:TRAGIS! Kepala Pahlawan Nasional ini Jadi Pajangan Museum, Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing

Abdul Haris Nasution lahir di Tapanuli Selatan pada 3 Desember 1918. Ia mulai tertarik pada bidang miiliter dan mengikuti pendidikan Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) atau KNIL di Bandung pada 1940-1942.

Di tubuh TNI AD, Nasution terkenal sebagai seorang pemikir dan konseptor ulung. Menurut Pusat Sejarah TNI, Nasution memiliki beberapa gagasan dalam rangka pembangunan TNI. Diantaranya adalah konseptor perang gerilya, konseptor operasi penumpasan PKI Madiun 1948, memimpin MBKD (Markas Besar Komando Djawa) pada masa agresi militer II Belanda, pemerkasa politik “Kembali ke UUD 1945”, dan perumus Konsepsi Jalan Tengah.

Nasution juga berperan dalam pembebasan Irian Barat dengan menasionalisasikan perusahaan-perusahaan Belanda sebagai langkah awalnya. Kemudian, Nasution turut menghadapi ofensif PKI dengan menolak beberapa gagasan yang diajukan PKI di berbagai bidang. Diantaranya bidang pers, budaya teritorial dan militer.

Karena kemampuannya yang luar biasa itulah, Nasution mendapat penghargaan dari beberapa universitas. Gelar Doktor diterimanya dari Universitas Padjadajaran dan Universitas Islam Sumatera Utara. Sementara itu, gelar Doktor Causa dalam bidang Politik Ketatanegaraan didapatnya dari Filipina.

BACA JUGA:Pesanggrahan Menumbing, Perpaduan Sempurna antara Sejarah dan Keindahan Alam Ingat Kutipan Soekarno: Jas Merah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: