Orang Tua Periksa Psikologi Anak yang Diduga Dianiaya Oknum Wakil Kepala SD di Palembang

Orang Tua Periksa Psikologi Anak yang Diduga Dianiaya Oknum Wakil Kepala SD di Palembang

Korban RG (11) saat menjalani pemeriksaan psikologi bersama orangtuanya. Foto: dokumen/sumeks.co--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - LS (40), warga Kecamatan Sukarami memeriksa psikologi anaknya berinisial RG (11) yang diduga dianiaya oleh oknum Wakil Kelapa Sekolah Dasar (SD) Islamic Terpadu di Palembang. 

"Saya memeriksa psikologi anak saya yang diduga dipukul oleh oknum Wakil Kepala Sekolah berinisial Y saat berada sekolahnya," kata LS kepada SUMEKS.CO, Minggu 12 Maret 2023. 

LS mengatakan, hasil dari pemeriksaan psikologi anaknya masih menunggu.

"Insyallah, saya mendapat informasi dari dokter hasil pemeriksaannya hari Senin besok," ujar LS. 

BACA JUGA:Oknum Wakil Kepala SD di Palembang Dilaporkan Diduga Aniaya Siswanya

Saat ini, lanjut LS mengaku, laporannya sudah ditindaklanjuti oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Palembang. 

"Saya berharap pelaku dipanggil dan ditangkap. Intinya saya tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu," ungkap LS. 

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa Sekolah Dasar (SD) Islamic Terpadu di kawasan Alang-Alang Lebar (AAL) Palembang berinisial RG (11) diduga dipukul oleh oknum Wakil Kepala Sekolah berinisial Y saat berada sekolahnya. 

Kejadian tersebut akhirnya dilaporkan ibu korban LS (40), warga Kecamatan Sukarami ke SPKT Polrestabes Palembang.

BACA JUGA:Gegara Tak Sengaja Buang Sampah Masuk Rumah Tetangga, Suparman Dianiaya Lalu Lapor Polisi

Menurut LS, awalnya Wakil Kepala itu melakukan razia mainan di kelas anaknya. 

"Anak saya diperiksa pelaku karena membawa mainan. Entah kenapa, pelaku memukul memakai stik sekop ke arah mata kanan anaknya. Tak henti di situ, pelaku juga memfiting leher anaknya dari belakang," kata LS kepada SUMEKS.CO, Jumat 10 Maret 2023 lalu. 

LS mengatakan, dirinya sempat tidak tahu apa yang dialami anaknya.

"Anaknya tidak bilang kalau dipukul guru, saya tahu setelah salah satu wali mengabari. Ketika dikonfirmasi, barulah cerita. Dari sana saya tersinggung, barulah saya melapor polisi. Keesokkan hari, kepala sekolah baru meminta maaf dan mengakui kesalahan oknum guru tersebut," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: