Mengenal Asal Usul, Tradisi dan Puyang Suku Semende, Bagian dari 12 Suku Asli Sumatera Selatan

Mengenal Asal Usul, Tradisi dan Puyang Suku Semende, Bagian dari 12 Suku Asli Sumatera Selatan

Desa Muara Tenang Semende yang berada di bawah Bukit Barisan, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan.--

SUMEKS.CO - Sumatera Selatan memiliki beragam suku. Setidaknya ada 12 suku yang tersebar di Bumi Sriwijaya.

Salah satunya suku semende atau semendo. Suku ini memiliki dua subsuku atau bisa juga disebut marga/klan/kaum yaitu Semende Darat dan Semende Lembak. Semende Darat bertempat tinggal di Pulau Panggung, dan Muara Enim.

Semende Lembak tinggal di Kecamatan Pulau Beringin, Sungai Are, Sindang Danau, dan kecamatan Mekakau Ilir di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Mereka juga tinggal di Kecamatan Semendo Darat Laut, Semendo Darat Tengah, Semendo Darat Ulu. Dan sebagian lainnya berada di Kota Prabumulih, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Menurut sejarah, Suku Semende merupakan bagian dari Rumpun Melayu Tengah

BACA JUGA:Sejarah Suku Pasemah dan Ciri Khas Suku Pasemah

Suku Semendo berada di Kecamatan Semendo, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

Menurut sejarahnya, suku Semendo berasal dari keturunan suku Banten yang pada beberapa abad silam pergi merantau dari Jawa ke pulau Sumatera, dan kemudian menetap dan beranak cucu di daerah Semendo. 

Hampir 100 persen penduduk Semendo hidup dari hasil pertanian, yang masih diolah dengan cara tradisional. Lahan pertanian di daerah ini cukup subur, karena berada kurang lebih 900 meter di atas permukaan laut. 

Ada dua komoditi utama dari daerah ini: kopi jenis robusta dengan jumlah produksi mencapai 300 ton per tahunnya, dan padi, dimana daerah ini termasuk salah satu lumbung padi untuk daerah Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Senjang, Budaya Melayu Berisikan Pesan Keseharian Suku Musi Banyuasin

Adat istiadat serta kebudayaan daerah ini sangat dipengaruhi oleh napas ke-Islam-an yang sangat kuat. Mulai dari musik rebana, lagu-lagu daerah dan tari-tarian sangat dipengaruhi oleh budaya melayu Islam. 

Bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Semendo. Setiap kata pada setiap bahasa ini umumnya berakhiran "e." 

Dikutip dari wikipedia, Semende adalah nama Kute/Wilayah pusat pemukiman yang memiliki struktur pemerintahan sekitar antara abad ke-13. Keberadaan Kute Semende diketahui berdasarkan Sumber Sejarah berupa catatan pada Kaghas berhuruf Surat Ulu (aksara Ulu) yang ditemukan di Muara Danau.

Perkembangan berikutnya, di Abad ke-16 hingga abad ke-17 M, Syekh Nurqodim bersama para pemimpin Sumbay di wilayah Uluan mendirikan Pemerintahan Demokrasi Pertama di Nusantara dengan nama Lampik Empat Merdike Due di Djagat Besemah Libagh Semende Panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: