SKB Ujung Tombak Pengentasan Kemiskinan dan Angka Putus Sekolah di Palembang

SKB Ujung Tombak Pengentasan Kemiskinan dan Angka Putus Sekolah di Palembang

--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terus berkomitmen mengikis angka putus sekolah, dan menciptakan ruang produktif dalam pengentasan kemiskinan. 

Gerakan ini dimotori Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang dengan memaksimalkan peran Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang kini menjadi ujung tombak di masyarakat.    

“Palembang punya SKB. Setiap tahun menerima peserta didik dari SD hingga SMA/SMK yang putus sekolah,” tutur Kepala SKB Kota Palembang Sri Rumi, Selasa 6 Desember 2022.  

Dengan adanya SKB, peserta didik dapat mengenyam pendidikan layaknya sekolah informal termasuk keterampilan yang diterima.

BACA JUGA:Kajari OKU Selatan Turun Tangan Jadi JPU Sidang Gedung Pengering Gabah

Bahkan dalam SKB Disdik Kota Palembang telah menyiapkan tutor atau guru honorer untuk memberikan materi yang setara dengan sekolah pada umumnya.  

“Di SKB kami punya 30 orang guru. Tutor ini nantinya yang mengarahkan, memberikan instruksi kepada kelompok kecil siswa yang mengikuti pendidikan,” urai Sri Rumi.

Dengan adanya SKB, khususnya guru yang secara konsisten mendidik anak-anak putus sekolah dapat diangkat statusnya menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan syarat tertentu.

“SKB memiliki banyak guru yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pendidikan di Palembang. Selayaknya mereka diangkat menjadi PPPK, baik untuk PAUD maupun sekolah yang membutuhkan,” jelasnya. 

BACA JUGA:Pelantikan Rektor IkesT Muhammadiyah Palembang Periode 2022-2023

SKB Kota Palembang berdiri secara bertahap. Diawali dengan mencari siswa untuk datang ke RT sampai akhirnya berjalan dengan baik.

“Dari mulut ke mulut keberadaan SKB akhirnya tersebar. Kuncinya karena SKB memprioritaskan anak didik bisa belajar dan mendapatkan keterampilan tambahan atau non-akademik. Dari menjahit sampai pelajaran otomotif,” kata dia. 

Selain itu, siswa yang mengikuti kesetaraan, peserta didik juga dapat menemukan potensi diri di SKB. 

“Potensi itulah yang kami bangun. Dari olah raga, kerajinan tangan, dan lainnya. Tujuan bukan sebatas mengikuti lomba tapi bekal untuk anak-anak kemudian hari,” ujar Sri Rumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: