Rekomendasi LD PBNU Soal Larangan Penyebaran Wahabi Mulai Direspon Warganet

Rekomendasi LD PBNU Soal Larangan Penyebaran Wahabi Mulai Direspon Warganet

Rakernas LD PBNU (foto: LD PBNU Instagram )--

"Masjid2 yg masyarakatnya mengaku NU malah diramaikan orang2 yg d sangka wahabi. Kalau tidak mau kalah jamaah ya gerakkan warganya yg mayoritas NU untuk makmurkan masjid," kicau dia.

"Ada lagi. Gak semua yg celana cantung, jidat hitam, baju gamis, jenggot panjang itu wahabi," tambahnya.

https://twitter.com/pengguna_new/status/1585810429456314368

Jika terus begini, Akun @mabas39 menilai kondisi umat Islam bakal sejalan dengan prediksi Nabi Muhammad SAW, "banyak tapi bagai buih di lautan".

Diketahui, Lembaga Dakwah PBNU merekomendasikan kepada pemerintah (dalam hal ini Kemenkopolhukam, Kemenkumham, Kemendagri, dan Kemenag) untuk membuat dan menetapkan regulasi yang melarang penyebaran ajaran Wahabiyah.

Mereka juga menyebut banyak kajian keislaman dan kegiatan keagamaan di masjid-masjid perkantoran diisi oleh penceramah berpaham Wahabi-Salafi.

BACA JUGA:Telkomsel Bangun Jaringan 4G di 36 Desa di Muba

Lembaga tersebut menilai kelompok penganut Wahabi kerap menuding bi'dah (tak sesuai ajaran awal Nabi Muhammad SAW) hingga mengkafirkan sesama penganut Islam di luar kelompok mereka.

"Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan terjadi gesekan sosial, saling fitnah yang berakibat pada perpecahan, konflik sosial, munculnya kelompok yang menolak Pancasila dan NKRI, serta potensi kekerasan dan terorisme," demikian bunyi rekomendasi LD PBNU itu.

Dikutip dari situs ensiklopedia Britannica, Wahabi merupakan ideologi keagamaan dari Arab Saudi hasil pemikiran Islam dari Muhammad bin Abdul Wahab.

Sosok ini pada intinya mengusung ide purifikasi atau pemurnian Islam ke bentuk asli sesuai teks Alquran dan Hadits. Dalam praktiknya, sejumlah pihak mengkritik penyebaran ajaran ini terlalu saklek dengan teks tanpa melihat konteks ayat. Kesan radikal pun muncul.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj mengakui Wahabi memang tidak mengajarkan terorisme dan kekerasan. Namun, kata dia, paham itu selalu menganggap orang yang berbeda pandangan dengan mereka sebagai kafir meski sesama muslim.

"Kalau kita benar-benar sepakat, benar-benar satu barisan ingin menghadapi, menghabiskan, menghabisi jaringan terorisme dan radikalisme, benihnya yang dihadapi, pintu masuknya yang harus kita habisi, apa? Wahabi! Ajaran Wahabi itu pintu masuknya terorisme," ucap dia, pada 30 Maret 2021.

Senada, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD pernah menilai paham Wahabi dan Salafi tidak cocok dengan ajaran Islam di Indonesia.

"Dibangun dengan Wahabi Salafi, enggak cocok di kita [Indonesia]," ujar dia, dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah 'Menjaga Kedaulatan NKRI', "Boleh di sana. Karena hukum itu sesuai kebutuhan waktu, lokal dan tempatnya".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: