Metamorfosis Strategi Wisata Sejarah di Kota Palembang
--
Narasi yang dibangun tentang lokawisata sejarah ini tak sesuai dengan melodi “suara lain” yang mereka dengar. Para wisatawan yang sekarang umumnya pandai dan pintar ketika berkunjung ingin mengetahui lebih dalam dari apa yang mereka dengar sebelum.
Namun, misal ketika mereka berkunjung yang ditemukan justru serakan, ceceran cerita bangunan-bangunan penuh mitos dan tak berlogika. Sehingga kurang berdaya tarik wisata sejarah.
BACA JUGA:Tingkatkan Layanan, Telkomsel Upgrade Jaringan
Kedua, destinasi wisata di Kota Palembang belum mampu menghadirkan sisi tidak terlupakan dari para wisatawan luar yang berkunjung.
Sisi ini karena imajinasi yang diinginkan dan memang seharusnya hadir di kalangan para wisatawan yang berkunjung ke Kota Palembang masih belum memenuhi ekspektasi. Palembang sebagai sebuah kota yang memiliki peradaban tua serta seharus punya sisi historis yang dalam.
Namun dalam realita, masih miskin ekskursi situs wisata sejarah yang dituju. Ambil contoh, ketika wisatawan ingin mengetahui lebih dalam tentang Palembang sebagai pusat Sriwijaya.
Imajinasi mereka akan menemukan kekecewaan karena hampir tak ada sama sekali ruang situs refresentasi Sriwijaya yang dapat mereka kunjungi. Mereka telah mendengar Prasasti Kedukan Bukit. Namun tak ada ruang terbuka tentang prasasti ini yang mampu mewujud rasa penasaran mereka.
BACA JUGA:UBD Raih Penghargaan dari Kapolda Sumsel
Berdasarkan hal tersebut. Timbul pertanyaan apa yang harus dilakukan agar ada re-strategi dalam mengembangkan daya tarik wisata sejarah di Kota Palembang.
Sekaligus langkah apa yang dapat ditempuh untuk dapat menghilangkan dahaga keingintahuan besar para pelancong luar di Kota Palembang tersebut? Agar mereka mau berkali-kali melakukan mass tourism ke Kota Palembang.
Positioning Situs dalam Wisata Sejarah Kota Palembang
Ditengah hamparan bangunan fisik wisata sejarah Kota Palembang yang kadang seperti mau bersolek. Ternyata, masih terdapat nilai jual yang masih rendah. Penyebabnya, karena kurang adanya rasa dalam detinasi wisata sejarah untuk ingin lebih dikenal dan diingat oleh para turis. Kita cermin tentang Pulau Kemaro.
BACA JUGA:Sriwijaya FC Makin Getol Uji Coba, Jelang Liga 2 Bergulir 15 November 2022
Manakala berkunjung ke sana. Yang diingat adalah pembeberan kisah kolot ketinggalan zaman. Kisah ambyar mitos Tan Bun An dan Siti Fatimah.
Turis disuguhkan narasi berulang tentang mitos ini. Alih-alih mendapatkan makna lain relasi hubungan Palembang dan Negara Cina dalam tradisi sejarahnya dibalik mitos itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: