Cerita Bukit Seguntang dari Juru Kunci

Cerita Bukit Seguntang dari Juru Kunci

Peziarah di salah satu makam Bukit Seguntang, Ahad 9 Oktober 2022. foto: edy handoko sumeks.co--

Ternyata, puluhan pria tersebut berasal dari salah satu kelenteng tak jauh dari Bukit Seguntang. Kedatangan mereka untuk berdoa diatas petilasan Raja Sigentar Alam. Hal ini dikarenakan, salah satu dari puluhan pria yang datang tersebut pernah mengalami kecelakaan saat berkendara melintasi Jl Sultan Muhammad Mansyur.

BACA JUGA:Komik Kerajaan Sriwijaya Dipamerkan

"Dulu anak saya lewat area Bukit Seguntang dan mengalami kecelakaan, petunjuk Dewa kami bahwa untuk kesembuhan harus meminta maaf dan izin kepada Raja Sigentar Alam," tutur Achuy yang juga merupakan warga sekitar.

Achuy menilai, penyebab kecelakaan yang dialami anaknya tersebut dikarenakan ulah dari salah satu makhluk gaib pengawal dari Raja Sigentar Alam. Selain itu, petunjuk dari Dewa yang diyakini Achuy bahwa dia harus membawa anaknya ke petilasan Raja Sigentar Alam agar sang raja bisa melepaskan ikatan gaib dari salah satu pengawalnya tersebut.

Seraya menyalakan lilin berwarna merah dan menghidupkan beberapa dupa, Achuy juga meminta bantuan Juru Kuncen sebagai perantara untuk melakukan doa dan menyampaikan hajatnya tersebut. Tak jauh dari petilasan, juga telah disiapkan tempat untuk membakar kertas berwarna kuning yang dinilai sebagai penyampai isi doa.

"Kami berharap dengan ritual ini Raja Sigentar Alam bisa melepaskan jika ada ikatan ghaib bersarang di tubuh anak saya. Karena sampai sekarang anak saya berjalannya masih sakit dan belum normal," pungkasnya.

BACA JUGA:Ramadan, Makam Kiai Marogan Ramai Peziarah

Diketahui, Bukit Seguntang mempunyai luas 14 hektare dengan ketinggian 27 meter dari permukaan laut. Tempat ini, dibangun Pemprov Sumsel pada 1991 sebagai salah satu destinasi wisata untuk masyarakat umum. 

Tepat di puncak bukit, terdapat empat makam dan tiga maqom atau petilasan. Diantaranya, makam Putri Kembang Dadar, Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, dan makam Panglima Tuan Djunjungan.

Sedangkan, tiga lainnya yakni maqom atau petilasan dari Raja Sigentar Alam, Ratu Rambut Selako, dan Pangeran Batu Api. Selain itu, pada masanya, Bukit Seguntang menjadi pusat pendidikan bagi para biksu dari luar Palembang yang ingin belajar ajaran agamanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: