Mahasiswa UIN Korban Diksar UKMK Terpaksa Kuliah Online, Ibu Korban: Masih Trauma

Mahasiswa UIN Korban Diksar UKMK Terpaksa Kuliah Online, Ibu Korban: Masih Trauma

Arya Lesmana Putera, korban pengeroyokan saat mengikuti Diksar UKMK Litbang. Kini Arya mengalami trauma dan terpaksa mengikuti kuliah online. Foto : dokumen/sumeks.co--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Arya Lesmana Putra (19), mahasiswa semester Fakultas Adab Humaniora Jurusan Perpustakaan Universitas Negeri Islam (UIN) Raden Fatah Palembang, kini terpaksa mengikuti kuliah secara online.

Lantaran masih mengalami trauma dan bekas penganiyaan yang dialaminya saat mengikuti diksar UKMK Litbang di Bumi Perkemahan  Gandus, Sabtu 1 Oktober 2022 malam lalu. 

"Sebagai orang tua sangat sedih dan kecewa, intinya kami masih tidak terima dengan kejadian yang menimpa anak saya," ujar Maimunah (50), ibu Arya mengawali cerita saat diwawancarai SUMEKS.CO, Kamis 6 Oktober 2022 malam.

Menurut Maimunah, meski kini kondisi kesehatan anaknya mulai membaik, namun Arya terpaksa mengikuti aktivitas kuliah dengan cara online atau daring dari rumah.

BACA JUGA:Akui Adanya Pemukulan, Rektor UIN Raden Fatah Palembang: Kami Masih Dalami Motif Penganiayaan

“Belum bisa bertatap muka baik dengan teman dan dosen termasuk lainnya. Dengan teman-temannya juga masih belum banyak bertemu. Lebih banyak di rumah,” ujar Maimunah. 

Maimunah pun berharap kepada dosen, teman kuliah untuk memperhatinkan korban seperti semula, tanpa dikucilkan. 

"Harapan kami masalah ini bisa cepat diselesaikan dan anak kami bisa kembali beraktivitas seperti biasa dan tidak mengalami trauma dan malu," harap Maimunah.  

Meimunah mengungkapkan, pemicu pengeroyokan dan pengancaman terhadap Arya berawal saat korban bertugas menjadi panitia konsumsi pada diksar UKMK. 

BACA JUGA:Arya, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Resmi Laporkan Kasus Pengeroyokan ke Polda Sumsel

Korban mendapat informasi terkait biaya yang dibebankan kepada peserta untuk mengikuti pendiksaran. Awalnya diksa UKMK Litbang akan dilaksanakan di Bangka Belitung dengan biaya Rp 300 ribu per orang. 

Namun kenyataannya berubah dan dilaksanakan di Gandus Palembang. Para peserta diksar juga diminta untuk membawa sembako masing-masing. 

“Anak kami dengan rasa kegelisahan dan tidak tega kepada peserta, menceritakan perihal tersebut kepada temannya yang ada di organisasi lain," kata Maimunah. 

Nah, tidak lama kemudian, korban didatangi 10 orang dan langsung menelanjanginya setelah informasi itu menyebar dan diketahui panitia lain dan seniornya. Arya juga mendapatkan tindakan kekerasan lain hingga membuat penglihatannya kabur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: