Fenomena ini disebut sebagai “social spending pressure”, yaitu tekanan untuk mengikuti gaya hidup komunitas demi menjaga citra sosial.
BACA JUGA:Infinix GT 30 Pro Mengusung Layar AMOLED dengan Kecerahan Hingga 4500 Nits
BACA JUGA:Cuma Rebahan, Gaji tetap Cair! Ini Cara Gen Z Dapet Cuan Pas Liburan Sekolah 2025!
Menurut Consumer Behavior Quarterly, Gen Z adalah generasi yang paling rentan terhadap pengeluaran impulsif berbasis FOMO, terutama dalam ekosistem gaya hidup aktif seperti paddle.
Faktor lain yang membuat paddle menjadi olahraga mahal adalah frekuensi turnamen komunitas yang kerap digelar setiap bulan.
Untuk ikut serta, pemain biasanya harus membayar biaya registrasi, beli jersey khusus, dan kadang berkontribusi untuk konsumsi.
Walaupun atmosfernya seru dan suportif, semua ini membuat paddle tidak bisa lagi dianggap sebagai olahraga murah meriah.
BACA JUGA:Bodi Ramping: S25 Edge Pilihan Partner Bisnis Gen Z dengan Kamera Tajam dan Performa Kencang
BACA JUGA:Solusi Gen Z Temukan Sepatu Running yang Tepat, Piero dan League Bisa Jadi Jawaban
Bandingkan dengan running yang bisa dilakukan di mana saja tanpa biaya lapangan, atau bersepeda yang lebih bersifat investasi jangka panjang, paddle justru menuntut pengeluaran yang berulang dan terstruktur.
Tidak heran jika banyak Gen Z yang awalnya hanya ingin mencoba paddle untuk olahraga ringan, akhirnya terjebak dalam pola pengeluaran konsumtif yang tidak disadari.
Untuk menyiasatinya, beberapa strategi bisa diterapkan agar paddle tetap menyenangkan tanpa membuat dompet menangis:
Gunakan raket entry level dengan spesifikasi fungsional. Sewa lapangan di jam low season untuk harga lebih murah.
BACA JUGA:Ini Rahasia Sepatu Running Gen Z, Anti Pegal Lari Tambah Kencang, Jangan Asal Keren!
BACA JUGA:Bukan Nike atau Adidas! Teknologi Sepatu Running Ini Bikin Gen Z Melongo!
Gabung komunitas yang tidak terlalu kompetitif secara gaya hidup. Batasi pembelian perlengkapan paddle berdasarkan kebutuhan, bukan tren.