Uniknya, pada bangunan masjid Dome of the Rock atau kubah batu ini, baik pada kubah maupun dinding luarnya, terdapat banyak sekali jendela.
Kemudian pada bagian dalam dan luar bangunan ini dihiasi dengan marmer, mosaik, dan plakat logam.
Meskipun teknik mosaik-nya mirip dengan yang ditemukan di gedung-gedung publik dan gereja Bizantium , mosaik Dome of the Rock tidak menampilkan representasi bentuk manusia atau hewan apa pun, melainkan menampilkan kaligrafi dan pola tumbuhan yang dipadukan dengan gambar benda seperti permata dan mahkota.
Selanjutnya ditinjau dari konteks dan konstruksi sejarah pembangunan masjid Dome of the Rock atau masjid kubah batu.
Pembangunan masjid Kubah Batu sendiri dinilai relatif agak terlambat terhadap kekhidmatan Yerusalem, yang memiliki makna keagamaan yang mendalam dan sudah ada sejak lama sebelum masuknya Islam.
Setelah Nab Daud merebut kota itu sekitar tahun 1000 SM dan menjadikan Yarusalem sebagai ibu kotanya, putra dan penerusnya, Nabi Sulaiman , membangun sebuah bangunan yang menjadi pusat praktik keagamaan paling suci bagi bangsa Israel kuno.
Rekonstruksi bangunan tersebut sempat dihancurkan oleh Raja Herodia dikenal sebagai raja boneka Romawi pada tahun 70 M dan sebuah kota Romawi Aelia Capitolina yang didirikan sebagai pengganti Yerusalem pada tahun 135 M.
Setelah kaisar Romawi Konstantinus I masuk agama Kristen, kota Yarusalem mengalami kebangkitan.
Gereja dan makam suci banyak dibangun di atas area yang secara tradisional dianggap oleh umat Kristen sebagai tempat kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus dari kematian.
Dengan perlindungan kekaisaran, kota ini tumbuh makmur hingga abad ke-7. Hingga saat Yerusalem dibebaskan pada tahun 638 M oleh Khalifah Umar bin Khattab Yarusalem akhirnya menjadi daerah kekuasaan Islam.
Dalam beberapa dekade setelah penaklukan Yerusalem oleh Khalifah Umar bin Khattab, kerajaan Islam yang baru lahir ini berjuang menghadapi perang saudara dan ketidakstabilan, terutama dengan bangkitnya pemerintahan Dinasti Umayyah.
Khalifah Umayyah kelima, Abdul al-Malik, mulai melakukan sentralisasi dan memperkuat kekuasaannya di seluruh kekaisaran.
BACA JUGA:Memahami Antara Sejarah Dan Fiksi Tentang Walisongo, Berikut Penjelasan Guru Gembul
Pembangunan Masjid Dome of the Rock yang monumental dikerjakan, bangunan ini berdiri menonjol di tengah gereja-gereja kota, adalah salah satu pencapaiannya.