Progres Pembangunan Bendungan Cijurey Capai 41 Persen, Hutama Karya Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Progres Pembangunan Bendungan Cijurey Capai 41 Persen, Hutama Karya Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Pembangunan Bendungan Cijurey di Jawa Barat, yang pada pekan ketiga September telah mencapai 41 persen, lebih cepat 6 persen dari rencana semula. --

SUMEKS.CO - Bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional, PT Hutama Karya (Persero) mencatat kemajuan signifikan pembangunan Bendungan Cijurey yang pada pekan ketiga September telah mencapai 41 persen, lebih cepat 6 persen dari rencana semula.

Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akan memberikan manfaat nyata bagi ribuan petani di Jawa Barat, mewujudkan visi swasembada pangan Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan, bahwa Bendungan Cijurey hadir sebagai solusi komprehensif menghadapi tantangan pertanian modern.

Dengan kapasitas tampung 14,37 juta meter kubik, bendungan ini akan mengairi 2.047 hektar lahan pertanian, meningkatkan intensitas tanam dari 180 persen menjadi 265 persen, sehingga potensi panen padi diproyeksikan melonjak 463 persen dari 6.254 ton menjadi 35.235 ton per tahun dengan kehadiran bendungan ini. 

BACA JUGA:Progres Bendungan Bulango Ulu Capai 87 Persen, Hutama Karya Dukung Ketahanan Pangan & Air di Gorontalo

BACA JUGA:Bendungan Meninting Garapan Hutama Karya Dukung Ketahanan Air Hingga Pembangunan Berkelanjutan di NTB

"Angka statistik ini menjadikan Bendungan Cijurey sebagai contoh infrastruktur yang tepat dapat memberi manfaat langsung bagi ribuan petani dan keluarga dari ketergantungan cuaca menjadi kepastian panen," ujar Adjib.

Keunikan pembangunan Bendungan Cijurey terletak pada komitmen kuat dalam penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) pada setiap tahap pembangunan. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, Hutama Karya berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui program Dekarbonisasi Proyek Konstruksi yang dilakukan dengan perhitungan jejak karbon secara komprehensif, serta penerapan langkah nyata berupa reboisasi, efisiensi energi, dan penggunaan material konstruksi berkelanjutan.

Sebagai bentuk inovasi berkelanjutan, bendungan ini juga berpotensi menjadi sumber energi baru terbarukan melalui pemanfaatan panel surya terapung hingga kapasitas 10 MW. Langkah ini tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga memperkuat diversifikasi sumber energi ramah lingkungan.

BACA JUGA:VITAL, Enam Bendungan Siap Diresmikan pada Tahun 2025, Bagaimana Bendungan Raksasa Tiga Dihaji OKU Sumsel

BACA JUGA:7 Sektor Proyek Strategis Nasional di Sumsel, Ada Bendungan Raksasa Ukurannya yang Bikin Geleng Kepala, Wow..!

Hal ini sejalan dengan tujuan program dekarbonisasi perusahaan dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan, yang menyeimbangkan kebutuhan pembangunan dengan pelestarian lingkungan. Lebih jauh, hasil kajian emisi yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk mendorong inovasi teknologi konstruksi rendah karbon sekaligus memperkuat implementasi kebijakan hijau di sektor infrastruktur nasional.

Enjang Suhardi, 52 tahun, petani senior di Jawa Barat mengatakan bahwa selama ini petani hanya bisa panen dua kali setahun, bahkan kadang gagal karena kekeringan. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait