Dugaan Keracunan Pelajar Pedamaran, Mitra SPPG Yayasan Mata Elang Menderang Dihentikan Sementara

Sekda OKI saat meninjau dapur SPPG di Kecamatan Pedamaran. Foto : Dokumen/Sumeks.Co--
Lubis menambahkan, di Kabupaten OKI sudah ada 29 dapur SPPG, dengan jumlah penerima manfaat program MBG ini sekitar 89 ribu orang.
Sementara itu dalam keterangan tertulis resminya, Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya insiden keamanan pangan dalam pelaksanaan program MBG di Kabupaten OKI. Mengakibatkan keluhan kesehatan pada 80 penerima manfaat, hingga Rabu (3/9).
Saat ini, BGN telah menghentikan sementara program MBG di SPPG Yayasan Mata Elang Menderang, Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI, hingga proses investigasi selesai dilaksanakan.
Tim Satgas MBG wilayah Kabupaten OKI telah berkoordinasi dengan BPOM, Kepolisian, Dinas Kesehatan, serta Pemerintah Daerah OKI untuk melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab pasti insiden.
BACA JUGA:Irma Suryani Anggota Komisi IX DPR RI, Pimpin Sosialisasi Program MBG di Tanjung Raja Ogan Ilir
"Mewakili Badan Gizi Nasional Republik Indonesia, kami menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya atas insiden yang menimpa sebagian penerima manfaat kami yang terjadi di Kabupaten OKI,” ucap Diana Putri, Kepala Regional SPPG Provinsi Sumsel, dalam siaran pers yang dibagikan, Kamis 4 September 2025.
Dia mengaku keresahan yang dirasakan oleh para siswa, orang tua, dan seluruh masyarakat yang terdampak. Menyebut SPPG telah melakukan penanganan cepat dan sigap usai menerima laporan.
Berdasarkan keterangan dari Kepala SPPG Yayasan Mata Elang, Redi Wahyudi, terdapat indikasi keterlambatan konsumsi MBG. Memungkinkan terjadinya keluhan kesehatan pada beberapa penerima manfaat.
Menurut, terdapat permintaan dari SMP Negeri 1 Pedamaran ke pihak SPPG, agar MBG diantar lebih siang. Pada praktiknya, siswa yang masuk di jam 13.00 WIB menerima MBG yang telah disiapkan sejak pukul 11.00 WIB. Namun baru dikonsumsi pada sore hari.
BACA JUGA:Video Makanan Diduga Basi di Program MBG Hebohkan Palembang, Kadisdik Tegaskan Ini
BACA JUGA:Pelajar di Palembang Kecele Tak Bisa Bertegur Sapa dengan Presiden Prabowo, Curhat Belum Terima MBG
"Jadi terdapat jeda waktu penyimpanan terlalu lama, tanpa perlakuan suhu dan penyimpanan yang memadai. Sehingga terdapat penurunan kualitas makanan yang menyebabkan gangguan pencernaan ringan,” jelas Redi.
Indikasi tersebut masih terus didalami sembari menunggu hasil investigasi keseluruhan dan uji sampel MBG selesai dilakukan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: