Hari Gajah Internasional: Persembahan Hutama Karya untuk Perjalanan Cinta Gajah di Sekitar Tol Trans Sumatra

Underpass perlintasan gajah terdapat di Jalan Tol Trans Sumatra. --
SUMEKS.CO - Hari Gajah Internasional pada 12 Agustus menjadi momen penting bagi perjalanan pelestarian Gajah Sumatra.
Sosok seperti "Getar" dan "Codet" kini dapat menjelajahi alam Riau dengan lebih aman, berkat inovasi PT Hutama Karya membangun Underpass Perlintasan Gajah (UPG) di sejumlah Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Terobosan ini bukan sekadar solusi infrastruktur, melainkan bukti nyata komitmen menjaga harmonisasi pembangunan dengan konservasi satwa langka Indonesia.
Inovasi UPG yang dilakukan Hutama Karya memungkinkan mamalia endemik ini berpindah antarhabitat tanpa hambatan. Desain terowongan dirancang berbasis data perjalanan dan perilaku gajah, didukung teknologi GPS collar untuk memantau pergerakan, perilaku dan perilaku dan keberadaan gajah secara real-time melalui perangkat yang dipasang di leher gajah, sehingga aktivitas gajah tetap alami dan populasi tetap lestari.
BACA JUGA:Pengguna Jalan Tol Milik Hutama Karya Capai 250.000 Lebih Kendaraan Per Hari Pada Semester 1 2025
Dengan demikian, kehadiran jalan tol tak lagi menjadi ancaman, melainkan justru memperkuat ekosistem dan keberlanjutan Gajah Sumatra di Riau.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menjelaskan, bahwa Hutama Karya menjadi pionir dalam aksi nyata perlindungan satwa dilindungi di tanah air dengan menyediakan enam UPG di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai (Permai) sepanjang 131,5 km.
"Teknologi GPS collar yang kami pasang membantu memahami pola perjalanan gajah antara dua kantong habitat utama untuk tujuan perkawinan, sehingga desain terowongan dapat optimal. Data menunjukkan bahwa program konservasi tahun 2024 memberikan hasil nyata bagi kelestarian gajah Sumatera. Upaya ini menjadi contoh harmonisasi pembangunan dan pelestarian, menginspirasi proyek infrastruktur ramah lingkungan di masa depan," terang Adjib.
Lebih lanjut Adjib menyampaikan bahwa teknologi GPS collar telah membantu mengidentifikasi pola migrasi gajah, di mana periode September hingga November merupakan masa paling aktif pergerakan gajah jantan. Berdasarkan informasi ini, Hutama Karya dapat mengatur jadwal perawatan terowongan dan meningkatkan kewaspadaan tim monitoring di lapangan.
BACA JUGA:Selesaikan 15,47 Km Jalan Tol Hanya dalam 473 Hari, Hutama Karya Berhasil Catatkan Rekor Nasional
Data GPS collar juga menunjukkan bahwa gajah-gajah jantan dari kantong Balai Raja rutin melakukan perjalanan ke kantong Giam Siak Kecil untuk mencari pasangan.
"Perjalanan cinta ini mencakup jarak puluhan kilometer dan menjadi dasar pembangunan underpass di kilometer 12, 61, 69, 71, 73, dan 76. Terowongan ini memiliki tinggi 5,1 meter dan lebar hingga 45 meter, memfasilitasi pergerakan alami sekaligus melindungi keselamatan gajah," imbuh Adjib.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: