Kecanduan Gadget Bisa Rusak Otak Gen Z? Ini Bukti Ilmiahnya!

Kecanduan Gadget Bisa Rusak Otak Gen Z? Ini Bukti Ilmiahnya!

Kecanduan Gadget Bisa Rusak Otak Gen Z? Ini Bukti Ilmiahnya!--

SUMEKS.CO - Scroll TikTok sampai subuh, buka notifikasi setiap lima menit, lalu lanjut streaming sambil makan terdengar seperti rutinitas biasa bagi banyak Gen Z. 

Tapi di balik semua itu, otak sedang menghadapi tekanan luar biasa yang tidak terlihat. 

Para ilmuwan kini menyatakan bahwa kecanduan gadget bukan hanya membuat seseorang kurang tidur atau susah fokus, tetapi juga berpotensi merusak struktur dan fungsi otak secara perlahan.

Penelitian dari University of California, San Diego menemukan bahwa paparan layar yang berlebihan, terutama pada usia remaja, mengganggu proses pematangan otak di bagian prefrontal cortex. 

BACA JUGA:Gen Z Wajib Tahu! Paddle Bisa Jadi Solusi Olahraga Anti Mager Buat Kamu yang Sibuk

BACA JUGA:Bukan Biasa-Biasa, Ini 7 Manfaat Paddle untuk Tubuh dan Mental Gen Z yang Sering Stres

Ini adalah bagian otak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, kontrol impuls, dan perencanaan jangka panjang. 

Ketika otak terus dibanjiri oleh stimulus digital cepat seperti video pendek, notifikasi, dan swipe tanpa henti, kapasitas otak untuk fokus jangka panjang jadi semakin lemah.

Dalam jurnal JAMA Pediatrics, disebutkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih dari tujuh jam per hari dengan layar menunjukkan penurunan volume materi abu-abu, yang penting untuk pemrosesan informasi dan kendali emosi. 

Efek ini lebih terasa pada anak dan remaja yang otaknya masih berkembang, terutama mereka yang menggunakan gadget sebelum tidur atau saat bangun pagi.

BACA JUGA:Main Game Jadi Duit? Ini Cara Gen Z Nge-Cuan dari Hobi Gaming Pas Liburan!

BACA JUGA:Ponsel vivo Y19sGT 5G Sasar Gen Z, Dipasarkan dengan Harga Mulai Rp1,9 Jutaan

Dampaknya bisa dilihat dalam bentuk kesulitan berkonsentrasi di kelas, kecemasan sosial, perubahan suasana hati mendadak, hingga penurunan daya ingat jangka pendek. 

Kecanduan gadget juga menurunkan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur, sehingga siklus tidur menjadi kacau dan tubuh tidak mendapat pemulihan optimal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: